Bejo menceritakan peristiwa itu berawal saat siswa kelas 11 selesai mengikuti penyuluhan terkait rencana kunjungan industri Selasa (28/8) lalu.
Setelah penyuluhan, mereka menuju kelas masing-masing untuk meletakkan tas. Saat melintas di kelas junior itu, lanjut Bejo, siswa senior menawarkan latihan fisik kepada adik kelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tawaran itu, ada 15 anak dari 32 siswa yang menyatakan ikut latihan fisik. Mereka kemudian masuk kelas dan terjadilah peristiwa seperti yang terekam dalam video itu.
"Saat sedang latihan itu ternyata ada yang mengambil gambar dan kemudian viral di media. Padahal itu sukarela tidak ada paksaan. Tapi seolah-olah ada kekerasan," tutur Bejo.
Bejo menuturkan, pemukulan bertubi-tubi itu hanya bercanda dan justru atas permintaan siswa yang dipukuli.
"Tadi sudah klarifikasi semua. Intinya anak-anak itu hendak latihan fisik dan itu sukarela. Tidak ada paksaan. Buktinya dari 32 anak di kelas itu, hanya ada 15 yang ikut latihan fisik," kata Bejo.
"Anak merasa butuh latihan fisik biar kuat. Karena pekerjaan industri itu butuh fisik kuat. Jadi benar-benar tidak ada kekerasan seperti yang diberitakan itu," kilah Bejo. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini