"Kita akan kerja sama dengan Malaysia, karena sumber yang masuk ke Indonesia ini berasal dari Malaysia. Karena saya dengar mereka juga melakukan penangkapan dengan barang bukti yang sama," kata Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari di kantornya, Jl MT Haryono, Jaktim, Jumat (31/8/2018).
Pengungkapan ini dilakukan pada Minggu (19/8) lalu. Ada tiga pelaku, yaitu Budi, Yusup, dan Gunawan, yang ditangkap di Jalan Trans Kalimatan, Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalbar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, dengan kita berkoordinasi, kita bisa tahu bahwa sumber itu berasal dari Malaysia itu sendiri atau memang Malaysia adalah daerah transit untuk dikirim ke Indonesia," ujar Arman.
Dia mengatakan sabu jenis Blue Ice ini ialah sabu kelas tinggi. Sabu ini diedarkan bukan dalam bentuk serbuk, melainkan kristal. Arman mengatakan tingkat kemurnian narkotika tersebut hampir 100%.
"Ya sebenarnya namanya itu adalah Cristal Ice, jadi memang bentuknya kristal, tetapi yang kita temukan sekarang ini adalah kristal yang lebih spesifik lagi, biasanya disebut Blue Ice. Ini memerlukan 3 kali proses dari kristal yang umum. Sabu yang biasa kita temukan itu prosesnya sekali, tapi yang Blue Ice ini minimal memerlukan proses sampai 3 kali. Ini mungkin persaingan para bandar. Sehingga mereka bisa mempromosikan barangnya bahwa punya saya lebih bagus, jadi dibuat yang khusus ini," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam penangkapan itu, BNN menyita barang bukti berupa 10 kg sabu, 3 unit ponsel, 3 unit motor, dan identitas ketiga pelaku. Penyelundupan sabu kristal ini dilakukan dengan memanfaatkan lengahnya pengawasan di perbatasan.
"Narkotika jenis sabu kristal tersebut diselundupkan dari Kuching, Malaysia, melalui perbatasan tidak resmi (jalur tikus) Entikong dengan memanfaatkan minimnya pengawasan di perbatasan. Selanjutnya akan dilakukan pengembangan untuk ungkap jaringannya," tutur Arman, Senin (20/8) lalu. (jbr/hri)