Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/8/2018), ledakan bom ini terjadi di depan sebuah kios pakaian yang ada di jalanan kawasan Isulan di Provinsi Sultan Kudarat, yang menjadi lokasi digelarnya festival pada Selasa (28/8) waktu setempat.
Menurut sumber pejabat keamanan setempat, ledakan berasal dari sebuah bom rakitan yang disembunyikan di bawah sebuah sepeda motor yang diparkir di area festival tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pejabat keamanan setempat menyebut ledakan itu menewaskan sedikitnya dua orang, yang salah satunya merupakan seorang bocah. Sekitar 37 orang lainnya mengalami luka-luka.
Belum ada pihak maupun kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan ini. Kepolisian setempat masih menyelidiki lebih lanjut ledakan ini.
Ledakan ini terjadi di Pulau Mindanao, merupakan pulau terbesar kedua di Filipina, yang sebagian wilayahnya diselimuti pemberontakan kelompok Maoist dan kelompok separatis selama bertahun-tahun. Situasi rawan konflik di Mindanao membuat aktivitas bandit dan pengaruh kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tumbuh subur.
Secara terpisah, juru bicara Divisi Infantri ke-6 Militer Filipina, Arvin Encinas, menyatakan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) diduga berada di balik ledakan bom itu. BIFF telah menyatakan sumpah setia pada ISIS.
Ledakan ini terjadi sebulan setelah ledakan bom lainnya mengguncang pos pemeriksaan militer di Pulau Basilan, yang menewaskan 11 orang termasuk empat warga sipil. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu. Namun otoritas Filipina meyakini militan lokal yang mendalanginya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini