"Tagar ini akan mati ketika harga telur Rp 11 ribu, harga daging Rp 50 ribu, harga listrik murah. Karena ketidakpuasan sama pemerintah tinggi, (maka) tagar ini naik. Tapi kalau kepuasan terhadap pemerintah tinggi, tagar ini nggak ada, hilang dengan sendirinya," kata Mardani di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Lebih lanjut, dikatakan Mardani, gerakan tersebut akan semangat dengan adanya penghadangan dari pihak-pihak lain. Namun, diakuinya bahwa semangat tersebut membuat repot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PPP Tak Khawatir dengan #2019GantiPresiden |
"Jadi makin dihadang, semangat perlawanan teman-teman makin tinggi. Buat kami repot juga gitu lho. Karena kami ingin dialogis, rasional, tidak emosional. Sekarang makin emosional," ujarnya.
Mardani kemudian menegaskan gerakan tersebut terjadi begitu saja dan sederhana. Hanya, dikatakan Mardani, era digital memiliki daya ungkit luar biasa bagi gerakan #2019GantiPresiden.
"Saya sudah sampaikan ini terjadi begitu saja. Tapi ternyata di era socmed ini sebuah tagar ternyata punya daya ungkit luar biasa. Jadi buat saya sederhana, nggak usah khawatir," tutupnya.
Seperti diketahui, deklarasi #2019GantiPresiden ditolak di Surabaya pada Minggu (26/8). Aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani, bahkan ditolak hingga akhirnya meninggalkan Surabaya, kampung halaman sendiri. (yas/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini