Kebiasaan ini kemudian dikenalkan dalam Festival Sego Lemeng dan Kopi Uthek yang baru digelar Sabtu-Minggu, 25-26 Agustus 2018 lalu.
Mengapa disebut Kopi Uthek? Jadi masyarakat Desa Banjar biasanya menyajikan secangkir kopi pahit dengan gula aren yang terpisah. Pertama, gula aren digigit. Begitu gula sudah di dalam mulut, kopi pun disruput. Perpaduan keduanya akan menghasilkan cita rasa kopi yang unik nan nikmat.
Bunyi "thek" saat menggigit gula aren itulah yang menjadi dasar penamaan Kopi Uthek.
Selain kopi uthek, warga juga menyajikan sego lemeng bagi para pengunjung. Sego lemeng merupakan nasi yang digulung dengan daun pisang dan diisi dengan cacahan daging ayam dan ikan tuna atau ikan asin. Lalu gulungan nasi tersebut dimasukkan ke dalam bilah bambu dan dibakar.
Paduan aroma daun pisang dan bau asap dari pembakaran bambu yang terperangkap menghasilkan cita rasa sego lemang yang khas, gurih dan sedap.
"Dulu sego lemang merupakan bekal para gerilyawan Desa Banjar saat melawan penjajah Belanda, karena lebih awet tidak cepat basi," terang Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M.Y Bramuda.
![]() |
Salah satu pembuat sego lemang, Rohimah menambahkan, sego lemang merupakan makanan khas desa yang hanya dibuat saat selamatan kampung. Ia pun gembira karena sejak tiga tahun terakhir sego lemang semakin dikenal berkat Banyuwangi Festival.
"Sekarang banyak warga yang membuat sego lemang dan dijual. Jadi tidak hanya untuk selamatan saja," tuturnya.
Festival ini juga dibuka dengan pelepasan busur panah oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Pelepasan busur panah dipilih karena sejumlah warga di Desa Banjar mengembangkan pusat latihan olahraga panahan.
Untuk festival ini, warga menyulap jalan desa menjadi ruang tamu yang dilengkapi puluhan meja dan kursi untuk menyambut pengunjung yang hadir. Kopi uthek bersama jajanan tradisional menjadi sajian spesial yang disajikan di tiap meja.
"Desa Banjar sangat potensial untuk menjadi destinasi pariwisata apalagi lokasinya yang berada dekat dengan Gunung Ijen. Kuliner sego lemang dan kopi uthek menjadi salah satu daya tariknya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka acara melalui sambungan Facetime karena sedang menunaikan ibadah haji.
Anas mengatakan pemkab terus mendorong Desa Banjar menjadi desa wisata. Apalagi warga Desa Banjar terus berkreasi mengangkat potensi sekaligus kekayaan alam desa mereka.
"Terima kasih kepada warga Banjar yang kreatif serta kompak terus memunculkan destinasi baru di Banjar. Seiring dengan itu, saya minta agar kebersihan ruang-ruang publik dijaga," pesan Anas.
Pengunjung yang datang pun mengaku terkesan dengan kebiasaan unik minum kopi Desa Banjar.
"Cara meminum kopi ini sangat unik. Gula digigit dulu baru kopinya diminum, saya suka. Ini pertama kali minum kopi uthek," kata Lusi, salah satu pengunjung asal Malang.
Event ini juga dimeriahkan Jazz Patrol dan penampilan seni budaya Korea dan Filipina yang dibawakan oleh mahasiswa serta guru program pertukaran budaya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini