Hal itu tertuang dalam Peraturan Menkum HAM Nomor 23/2018 tentang Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Menteri, Rancangan Peraturan Lembaga Pemerintah Nonkementerian atau Rancangan Peraturan dari Lembaga Nonstruktural oleh Perancang Peraturan Perundangan.
"Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang selanjutnya disebut Pengharmonisasian adalah proses penyelarasan substansi rancangan peraturan perundang-undangan dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, sehingga menjadi peraturan perundang-undangan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kerangka sistem hukum nasional," demikian bunyi Pasal 1 ayat 2.
Pengharmonisasian merupakan salah satu tahapan yang harus dipenuhi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Tujuannya untuk menyelaraskan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau yang setingkat, dan putusan pengadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Sensor" serupa berlaku untuk:
a. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi;
b. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
c. Rancangan Peraturan Gubernur;
d. Rancangan Peraturan Bupati/Wali Kota;
e. Rancangan Peraturan Desa atau yang setingkat; dan
f. Rancangan Peraturan Kepala Desa atau rancangan peraturan yang setingkat.
Simak Juga 'Jengkelnya Jokowi soal Banyaknya Regulasi Tak Jelas':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini