Kelima penghargaan yang diperoleh adalah Penyaji Terbaik se-Jawa-Bali, 5 Penata Tari Unggulan, 5 Penata Musik Unggulan, 5 Penata Rias dan Busana Unggulan, serta 13 Penyaji Unggulan.
"Meski tidak menyabet penghargaan terbaik, namun kami bisa mewujudkan bahwa suguhan kami menyabet predikat unggulan dari 28 Propinsi yang ikut serta," ujar Pimpinan sanggar Umah Seni Kuwung Wetan, Dwi Agus Cahyono kepada detikcom, Selasa (21/8/2018).
Dwi menjelaskan tarian yang dibawakan 9 penari ini diadaptasi dari ritual tolak bala warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Ritual ini digelar setiap tanggal 2 Syawal yang dibawakan para gadis muda yang menari dalam kondisi kesurupan selama tujuh hari berturut-turut.
"Ada beberapa kendala di sana. Tapi kami mendapatkan hikmah dan pengalaman berharga di ajang ini," tambah Dwi.
Dipilihnya tarian Niskala Seblang mewakili Jatim setelah tarian ini memenangi ajang Festival Karya Tari tingkat kabupaten dan provinsi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan di bidang tari ini.
Keberhasilan ini juga diharapkan dapat membuktikan bahwa Banyuwangi konsisten memberi ruang pada seniman untuk mendapat apresiasi dari pihak luar.
"Beragam atraksi seni dan budaya terus pemkab kembangkan, dan ikhtiar kami ini mendapat sambutan positif dari seniman. Buktinya, kreasi seniman Banyuwangi terus tumbuh dan terus mencatat prestasi, termasuk Sanggar Umah Seni Kuwung Wetan ini," kata Anas. (iwd/iwd)