Dalam wawancara khusus dengan Reuters, seperti dilansir pada Selasa (21/8/2018), Trump membela upayanya meyakinkan Korut untuk meninggalkan program nuklir, meskipun keraguan semakin meluas soal kesediaan Kim Jong-Un meninggalkan persenjataan nuklir.
Menurut Trump, ada 'banyak hal baik yang terjadi' dengan Korut. Disebutkan juga oleh Trump bahwa dirinya baru mengurusi isu Korut selama tiga bulan, sedangkan pendahulu-pendahulunya membutuhkan waktu 30 tahun dan masih gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah Korut telah mengambil langkah-langkah spesifik menuju denuklirisasi, selain meledakkan lokasi uji coba nuklir, Trump menyatakan: "Saya percaya mereka telah melakukannya'.
Dalam pertemuan bersejarah dengan Trump di Singapura pada Juni lalu, Kim Jong-Un sepakat mengupayakan denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun sejauh ini, Korut belum memberikan indikasi soal kesediaan menyerahkan persenjataan nuklir secara sepihak, seperti yang diinginkan pemerintahan Trump. Trump sendiri menyebut pertemuan bersejarah itu berlangsung sukses. Bahkan dia menyebut Korut tidak lagi menjadi ancaman nuklir.
Dalam wawancara dengan Reuters, Trump menyebut 'chemistry' dirinya dengan Kim sangat hebat dalam meredakan ketegangan nuklir, yang tahun lalu yang sempat memicu kekhawatiran akan munculnya Perang Korea yang baru.
"Saya menyukai dia (Kim-red). Dia menyukai saya," ujar Trump. "Tidak ada rudal balistik yang mengudara, ada banyak kesunyian ... Saya memiliki hubungan pribadi yang sangat baik dengan Ketua Kim dan saya pikir itulah yang membuatnya bertahan," klaimnya.
Saat ditanya apakah pertemuan lain dengan Kim Jong-Un akan terjadi lagi, Trump menjawab: "Kemungkinan besar kita akan (bertemu lagi), tapi saya tidak ingin berkomentar."
Trump tidak menyebut lebih lanjut soal waktu maupun lokasi pertemuan selanjutnya itu.
(nvc/ita)