Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles Panjaitan, mengatakan peningkatan hotspot yang terjadi terutama di wilayah Kalimantan Barat menuntut kewaspadaan yang lebih dari para pihak terkait. Sebagaimana diketahui bahwa bulan Agustus ini merupakan puncak kemarau dan bertepatan dengan pelaksanaan adat Gawai yang secara rutin dilaksanakan di Kalimantan Barat.
"Bulan Agustus merupakan bulan menanam bagi sebagian besar petani tradisional di wilayah Kalimantan Barat. Untuk mengawali menggarap lahan pertaniannya, masyarakat melakukan pembersihan lahan dengan membakar yang kemudian dilanjutkan dengan nugal, yaitu membuat lubang untuk menanam benih. Pada masa pembersihan lahan dengan tradisi membakar inilah masa rawan terpantau hotspot," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuaca panas dan kering di awal bulan Agustus ini, menyebabkan kondisi semakin rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal tersebut membuat Manggala Agni terus siaga dan waspada.
Menurut Raffles, personil dan sarana prasarana selalu disiagakan untuk selalu siap melakukan pemadaman di wilayah-wilayah yang terjadi karhutla. Koordinasi dengan parapihak terus ditingkatkan di tingkat tapak dengan menggandeng TNI, Polri, BPBD, dan juga masyarakat setempat.
KLHK terus siaga melakukan berbagai upaya pengendalian karhutla di tingkat tapak, baik upaya pencegahan atau pun pemadaman. Patroli terpadu terus berlanjut untuk mengantisipasi puncak musim kemarau Agustus dan September nanti. Di Provinsi Kalbar kembali diintensifkan patroli terpadu pada 65 posko desa rawan kemarin (08/08/2018).
"Bulan Agustus menjadi perhatian lebih bagi KLHK. Personil Manggala Agni bersama para pihak siaga melakukan patroli pada wilayah-wilayah rawan," ungkap Raffles.
Manggala Agni secara teknis melakukan upaya pencegahan dan pemadaman di lapangan. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pembukaan lahan dengan cara tanpa membakar terus dilakukan. Manggala Agni juga terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan hari Kamis, pukul 20.00 WIB (09/08/2018), berdasarkan satelit NOAA terpantau 16 titik, lima titik di Kalteng, empat titik di Kalbar dan Kaltim, dan masing-masing satu titik di Jawa Timur, Kaltara, dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan pantauan satelit TERRA AQUA mendeteksi 11 hotspot, masing-masing tiga titik di NTT dan Sulawesi Selatan, masing-masing dua titik di Sumatera Utara dan Sulawesi Tengah, serta satu titik di Lampung (idr/ega)