Perburuan terhadap jet pribadi Jho Low ini diungkapkan setelah Malaysia mendapatkan kembali superyacht mewah senilai US$ 250 juta (Rp 3,5 triliun) milik Jho Low. Pekan lalu, superyacht bernama Equanimity dikembalikan ke Malaysia oleh otoritas Indonesia.
Seperti dilansir The Star dan Malay Mail, Senin (13/8/2018), pemerintah Malaysia memiliki fokus baru yakni menyita jet pribadi jenis Bombardier Global 5000 milik Jho Low. Jet pribadi itu diyakini bagian dari aset US$ 1 miliar (Rp 14,3 triliun) yang diduga dibeli dengan dana yang dicuri dari 1MDB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah Malaysia akan menyita jet pribadi itu, Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad menjawab: "Iya, saya pikir demikian. Kita harus membawanya kembali."
Ketika ditanya lebih lanjut apakah upaya penyitaan terhadap jet pribadi itu telah mulai dibahas, Mahathir tak banyak menjawab. "Saya tidak tahu. Orang lain yang akan mengupayakannya," ucapnya.
"Kita berusaha mendapatkan kembali seluruh uang yang dicuri dari kita. Kita tahu siapa yang memegangnya tapi kita tidak tahu di mana," sebut Mahathir menjawab pertanyaan wartawan soal siapa yang mengurus upaya penyitaan jet pribadi itu.
"Dan kebutuhan kita untuk mengakses uang itu bergantung pada kita untuk membuktikan bahwa itu adalah uang kita," imbuhnya.
Baik jet pribadi maupun superyacht Equanimity masuk dalam daftar aset yang sedang digugat oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) atau DOJ untuk disita terkait penyelidikan terhadap dugaan konspirasi global pencucian uang terkait 1MDB.
Jet pribadi jenis Bombardier Global 5000 disebut oleh pihak Bombardier asal Kanada sebagai jet pribadi jarang ultra-panjang 'tercepat di dunia'. Jet pribadi itu bisa membawa 8 penumpang sejauh 8.889 kilometer nonstop dengan kecepatan .85 Mach atau 1.098 kilometer per jam.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini