Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star dan Free Malaysia Today, Senin (6/8/2018), PM Mahathir menyebut kerja sama pengembalian yacht senilai US$ 250 juta (Rp 3,5 triliun) ini merupakan hasil dari hubungan dekat antara Malaysia dan Indonesia.
"Saya ingin berterima kasih kepada Jokowi, Presiden Indonesia, yang bekerja sama dengan Malaysia," ucap PM Mahathir dalam pernyataan yang diposting via akun Facebook resminya.
"Kami meyakini bahwa yacht itu milik Malaysia karena diyakini itu dibeli dengan uang Malaysia yang dicuri oleh pihak-pihak tertentu," sebutnya. "Jika ada siapapun yang mengklaim bahwa yacht itu milik mereka, mereka bisa menunjukkan bukti bahwa mereka memang memilikinya," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka punya bukti bahwa mereka membeli yacht itu dengan uang mereka sendiri dan bukan uang curian, mereka memiliki hak untuk mendapatkan kembali yacht itu," imbuhnya.
Namun disebutkan PM Mahathir bahwa penyelidikan oleh Departemen Kehakiman AS mengindikasikan bahwa yacht itu dibeli dengan uang yang dicuri dari perusahaan investigasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang diselimuti skandal korupsi.
Yacht itu disebut-sebut milik miliarder Malaysia, Low Taek Jho alias Jho Low, yang kini buron. Diperkirakan yacht itu akan tiba di Port Klang pada Selasa (7/8) sore besok.
Seorang sumber menyebut yacht itu telah mendapat izin berlayar dari Dinas Kelautan Batam pada Senin (6/8) sekitar 14.30 waktu setempat dan telah berlayar ke wilayah Malaysia sekitar pukul 16.45 waktu setempat. Ditambahkan sumber itu bahwa sedikitnya empat personel Kepolisian Malaysia mengawal yacht itu beserta awaknya ke Malaysia.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini