Dikutip dari The Star, Senin (13/8/2018), Fuziah menilai hal tersebut merupakan solusi tepat untuk permasalahan yang selama ini mengemuka. Di mana sejumlah perempuan merasa tak aman ketika ada transgender yang menggunakan toilet mereka. Sedangkan ketika para transgender pergi ke toilet pria, mereka mengaku kerap dilecehkan.
"Mereka takut mereka akan dilecehkan jika mereka pergi ke toilet pria. Tetapi jika mereka menggunakan toilet perempuan, para wanita akan merasa tidak aman," kata Fuziah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu memahami mereka. Jadi saya menganggap bahwa ini solusi terbaik sampai publik menerima mereka," imbuhnya.
'Kisruh' transgender di Malaysia ini berawal saat aktivis Pang Khee Teik dan pengacara transgender Nisha Ayub merilis foto-foto terkait LGBT dalam sebuah pameran foto. Foto-foto tersebut menuai amarah publik dan kemudian dicopot.
Selanjutnya Menteri urusan hubungan agama Datuk Dr Mujahid Yusof Rawa bertemu dengan Nisha Ayub. Usai bertemu sekitar 40 menit, pekan lalu, Mujahid menyatakan bahwa diskriminasi terhadap transgender harus dihentikan.
"Kami (pemerintah) akan berdiskusi dengan kementerian terkait, dan saya dapat menengahi. Tetapi apapun itu, tidak boleh ada diskriminasi terhadap individu transgender," ujar Mujahid.
"Mereka butuh kerja, mereka butuh akses ke pendidikan dan tempat ibadah. Saya mendengar bahwa mereka juga mengalami diskriminasi ketika menyangkut akses kesehatan, dan ini seharusnya tidak terjadi," jelasnya.
Hanya saja setelah itu Mujahid sempat menyatakan bahwa para transgender tak boleh menggunakan toilet wanita. Hingga akhirnya Fuziah membuat 'jalan tengah' dengan penggunaan toilet penyandang disabilitas itu. (rna/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini