"Yang menempati saat ini cuma 2. Saya tidak tahu persis alasannya apa (tidak menempati). Tapi, yang saya dengar, mereka alasannya diizinkan kembali mendirikan rumah di bekas lokasi kebakaran," ucap Kepala UPRS Tambora, Sarjoko kepada detikcom, Selasa (7/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak salah, kurang lebih 13 kunci. Tapi, dikembalikan. Ditanya, alasannya, katanya begitu (diizinkan mendirikan bangunan). Tapi, saya tidak tahu persis alasannya," kata Sarjoko.
Menurut Sarjoko, warga eks Taman Kota yang menempati Rusun akan mendapat potongan harga sewa. Harga itu jauh lebih tinggi dari harga normal sewa Rusun Rawa Buaya.
"Tarif relokasi Rp 505.000. Kalau umum ada dua, di bawah penghasilan Rp 4,5 juta, sewanya Rp 765 ribu. Diatas Rp 4,5 juta sampai Rp 7 juta, sewa Rp 1,5 Juta Rupiah," ucap Sarjoko.
Sebelumnya, warga Taman Kota akan direlokasi oleh Pemerintah DKI Jakarta. Hal tersebut karena daerah itu seharusnya menjadi lokasi fasilitas sosial (Fasos), dan fasilitas umum (Fasum).
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menegaskan akan merelokasi mereka. Meskipun, ada beberapa warga Taman Kota yang berdemo di Balai Kota menolak relokasi.
"Ini tidak menggusur tapi menata," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (4/5).
Sandi mengakui pernah berjanji kepada warga Taman Kota saat kampanye. Janji tersebut ialah untuk menata permukiman warga tersebut.
"Kita sesuai janji kita, bahwa kita akan menata dan memberikan solusi bagi mereka," jelasnya.
Tonton juga 'Sekda DKI: Warga di Bantaran Ciliwung Harus Pindah!':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini