Seperti dilansir AFP, Selasa (7/8/2018), dalam salah satu foto terlihat salah satu pelaku tersenyum dan jari telunjuknya mengarah ke atas sembari mengenakan sabuk peledak di pinggangnya. Dalam foto lainnya, dua pelaku tampak berpose ke arah kamera saat mereka sibuk merakit peledak.
![]() |
Ada juga satu foto yang menunjukkan salah satu pelaku berpose di dekat Menara Eiffel di Paris, Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Abouyaaqoub itu menewaskan 13 orang termasuk seorang bocah 7 tahun. Usai beraksi, Abouyaaqoub sempat menikam seorang pria dan berhasil kabur. Dia akhirnya tewas ditembak polisi Barcelona beberapa hari kemudian.
Surat kabar Soanyol, La Razon, yang merilis foto-foto itu, menyebut foto-foto itu ditemukan di antara dokumen-dokumen video yang di terkubur puing-puing rumah di Alcanar, sebuah kota berjarak 200 kilometer dari Barcelona. Diketahui bahwa para pelaku merakit bom di rumah itu.
Rumah di Alcanar itu meledak semalam sebelum serangan teror terjadi di Barcelona. Dua tersangka lainnya tewas akibat ledakan itu. Gara-gara ledakan itu, para pelaku teror mengubah rencana karena bom yang sudah dirakit hancur sebelum digunakan.
Total 16 orang tewas dalam rentetan serangan van di Barcelona dan serangan pisau di Cambrils. Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror itu.
![]() |
La Razon juga mempublikasikan transkrip percakapan antara para pelaku teror. Dalam transkrip percakapan itu, para pelaku mengejek para calon korban dan membanggakan rencana serangan mereka.
"Allah telah memilih kita di antara jutaan orang untuk membuat kalian menangis darah," ucap salah satu pelaku yang diidentifikasi bernama Omar Hichamy.
Setidaknya enam pria asal Maroko, yang berusia 17-24 tahun, yang melancarkan serangan teror tahun lalu ditembak mati oleh polisi Spanyol. Seorang imam asal Maroko, Abdelbaki Es Satty, yang diyakini meradikalisasi para pelaku, diketahui tewas akibat ledakan di Alcanar.