Rumah duka berada di Perum PGRI blok K, Sendangmulyo, Tembalang, Semarang. Tenda sudah terpasang dan pelayat mulai berdatangan meski jenazah belum tiba. Meskipun mengenakan kaca mata hitam, Kiswati, ibunda Ferin, tetap masih terlihat sembab.
Kiswati mengatakan, anak keempatnya dari lima bersaudara itu sudah sekitar 2 tahunan indekos di Siliwangi Resident Semarang untuk bekerja. Tanggal 31 Juli lalu, Ferin pamit ke rekan kosnya untuk pergi bertemu dengan teman lelakinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teman korban masih bisa menghubungi saat itu sekitar pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dalam komunikasi terakhir itu korban sudah mengatakan akan pulang.
"Terakhir yang kontak temen satu kos. Bilang mau pulang, tapi ndak pulang-pulang," pungkasnya.
Tangal 2 Agustus, Kiswati memutuskan membuat laporan orang hilang di Polrestabes Semarang. Ia juga mencari tahu lewat adiknya yang seorang anggota kepolisian.
"Kemudian ada berita pembunuhan itu. Waktu itu ndak ngeh kalau itu Ferin," tandasnya.
![]() |
Adik Kiswati mencoba membantu dengan meminta foto untuk dicocokan dengan jenazah dalam berita itu. Sejumlah ciri terlihat sama, kemudian Kiswati dihubungi kepolisian Blora.
"Dikirim foto antingnya, benar sama, saya hafal anting anak saya. Kemudian ditanya cirinya, giginya pakai pemutih dan giginya kelinci, benar, tinggi sekitar 155 cm juga benar," pungkasnya.
Kepolisian pun segera datang ke rumah korban di Semarang. Kiswati juga dimintai keterangan di Polsek Gajahmungkur untuk memastikan kecocokan ciri tersebut.
"Kemarin dipanggil ke Gajahmungkur, diketik keterangannya. Polisi bilang, 'ini benar anak ibu'," tandasnya.
Jenazah Ferin ditemukan dalam kondisi terbakar di Hutan Jati, Desa Sendangwates, Kecamatan Kunduruan, Kabupaten Blora hari Rabu (1/8) lalu. Jenazah sempat dimakamkan di pemakaman umum Jomblang Blora karena belum diketahui identitasnya.
Saat ini jenazah masih dalam perjalanan dari Blora ke rumah duka. Pihak keluarga juga sudah dimintai darah untuk tes DNA di RS Bhayangkara Semarang.
"Tadi pagi dites DNA," kata ayah korban, Warso. (alg/mbr)