"Saya ingin buktikan untuk kuliah tidak harus menunggu dapat beasiswa, menunggu kaya raya atau dibiayai orang tua. Dengan menjual sampah seperti saya ternyata juga bisa," ungkap Sulaiman ditemui detikcom di SMK Negeri 6 Malang, Selasa (7/8/2018).
Saat ini Sulaiman tercatat sebagai mahasiswa S2 Administarasi Publik di salah satu universitas di Kota Malang.
Tenaga honorer di SMK Negeri 6 Kota Malang ini pun bercita-cita untuk menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S3 atau dokter. Semua tentunya dibiayai dari hasil menjual sampah yang dikumpulkan setiap hari.
"Sampai doktor, kalau bisa lebih tinggi lagi," kelakarnya.
Sulaiman bercerita pada awalnya ia menjadi inspirator terbentuknya Bank Sampah di SMKN 6 Kota Malang sejak 2016 silam. Di sekolah itu, seluruh siswa memang diperkenankan membayar biaya sekolah dengan mengumpulkan sampah yang dibawa dari rumah masing-masing.
Sampah yang disetorkan pun beragam, mulai dari kertas, aki, buku atau barang tak berguna lainnya. Salah satu ruang di sudut SMKN 6 Kota Malang pun disulap menjadi lokasi pengumpulan sampah. Hampir setiap sampah-sampah yang terkumpulkan disetorkan ke Bank Sampah pusat yang dikelola oleh Pemkot Malang.
Disitulah pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur itu melihat peluang untuk dirinya.
"Saya melihat juga ada peluang untuk saya. Selain mengedukasi anak-anak untuk mandiri dan mencintai lingkungannya. Akhirnya saya juga mengumpulkan sampah-sampah layak jual. Hasilnya cukup lumayan bisa digunakan untuk bayar kuliah," terang Sulaiman.
Tak disangka, dari hasil menjual sampah-sampah tersebut, Sulaiman dapat melunasi biaya kuliahnya yang mencapai Rp 5,5 juta/semester. (lll/lll)