GNPF Ulama Dorong Hasil Ijtimak Ulama, Prabowo Minta Waktu Musyawarah

GNPF Ulama Dorong Hasil Ijtimak Ulama, Prabowo Minta Waktu Musyawarah

Zunita Amalia Putri - detikNews
Senin, 06 Agu 2018 23:31 WIB
Prabowo Subianto (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mendorong rekomendasi cawapres hasil Ijtimak Ulama diikuti. Soal dorongan ini, Ketum Gerindra Prabowo Subianto meminta waktu untuk bermusyawarah.

"Tadi saya terima Pak Amien Rais, Pak Zulkifli Hasan, juga ulama (dari) GNPF Ulama dan kawan-kawan yang lain. Ya, kita terus diskusikan perkembangan, tentunya ini semua berharap ada keputusan. Tapi saya selalu katakan ini proses musyawarah berjalan," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018).

Prabowo menyebut proses musyawarah akan menghasilkan keputusan yang terbaik. Prabowo tetap menghargai semua masukan yang diterima terkait pilpres, terutama cawapres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Jadi proses musyawarah berjalan, kita terus cari yang terbaik. Saya sampaikan kepada kawan-kawan, tolonglah kasih kesempatan kepada saya untuk musyawarah dan mekanisme politik Indonesia berjalan," ujarnya.

"Kita hargai masukan dari mana-mana, termasuk dari GNPF, kita hargai, tetapi tentunya saya harus bicara dengan mitra-mitra politik saya," sambungnya.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sebelumnya mengatakan perwakilan GNPF Ulama menyampaikan hasil Ijtimak Ulama ke Prabowo. Namun masukan masih dibahas.

"Kedatangan GNPF, beliau, atau kawan itu, datang ke sini menyampaikan hasil Ijtimak. Kemudian Pak Prabowo mengatakan perlu waktu untuk membicarakan persoalan itu dengan partai-partai koalisi," ujar Muzani.



Dalam wawancara pada Sabtu (4/8), Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak mengatakan rekomendasi cawapres Ijtimak Ulama seharusnya diikuti. Yusuf Martak menyebut ajang pilpres membutuhkan dukungan banyak pihak, di antaranya ulama, tokoh nasional, dan masyarakat. Karena itu, hasil Ijtimak Ulama menjadi salah satu bentuk dukungannya.

"Kami memberi support yang dihasilkan Ijtimak Ulama. Kalau diambil pasti menguntungkan capres, cawapres, dan partai. Kalau tidak (diambil), kami meninjau ulang atau mempertimbangkan ulang, bisa merugikan si calon itu sendiri," kata Yusuf Martak.


(fdn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads