"Kalau saya sih boleh-boleh saja dilihat dari sudut agamanya. Mereka ahli agama, kayak Pak Ma'ruf Amin, Abdul Somad, Salim Segaf Al Jufri, itu bagus," kata Azyumardi di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).
Menurutnya, pencalonan ulama jadi cawapres menunjukkan faktor agama menjadi pertimbangan penting. Namun, ada masalah negara lainnya seperti ekonomi yang juga membutuhkan ahli ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Urusan pembangunan, infrastruktur, ekonomi, apalagi ekonomi kita sekarang berat, itu memerlukan teknokrasi ekonomi, baik makro maupun mikro ekonomi," lanjutnya.
Untuk itu, Azyumardi memandang cawapres baiknya merupakan teknokrat di bidang ekonomi dan pembangunan. Teknokrat ekonomi tersebut sebagiknya juga diterima dengan baik oleh kalangan Muslim.
"Misalnya akseptabilitasnya dalam soal Islam. Artinya dia diterima NU, Muhammadiyah, diakui sebagai tokoh Islam, itu lebih bagus. Tapi apakah ada tokoh seperti itu yang mengkombinasikan antara teknokrasi dalam bidang ekonomi, dalam rekayasa pengembangan kehidupan sosial, budaya. Kalau ada ya bagus sekali kombinasi antara teknokrasi dalam bidang ekonomi sosial budaya dengan bidang keagamaan," jelasnya. (nvl/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini