"Saya kira sah-sah saja (ulama dukung capres), setiap orang berhak mempunyai pendapat. Tapi yang kita harapkan adalah kalau terjadi perbedaan pendapat harus ada toleransi, harus ada saling mengerti, supaya yang namanya persatuan dan kesatuan tidak terkoyak," kata Anwar di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).
Anwar pun meminta umat Islam untuk lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan kelompok atau partai. Dia berharap perbedaan pilihan di Pilpres 2019 tak merusak persatuan dan kesatuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin meminta umat Islam mengikuti pesta demkrasi Pemilu 2019 dengan penuh tanggung jawab. Dia berharap umat Islam tidak terpecah belah karena adanya dukungan ke salah satu calon.
"Pemilu itu sesungguhnya jalan beradab untuk mencapai cita-cita dan menghindari ketakadaban. Jangan sampai berubah menjadi pemilu sebagai jalan ketakadaban, apalagi kebiadaban. Ini perlu peran dari tokoh-tokoh masyarakat untuk mempersatukan, perlu visi-visi kenegarawanan," ucapnya.
Din Syamsuddin menambahkan ulama juga memiliki hak untuk berkumpul dan mengutarakan pandangannya. Dia meminta agar tidak ada pihak yang saling menghalangi jika ada ulama yang berkumpul untuk mengutarakan pandangan.
"Sangat absah dan punya hak kalau ada ulama-ulama lain juga berkumpul, kemudian memutuskan pandangannya. Yang tidak baik itu adalah kecenderungan monopolistik. Jangan memonopoli jalan ke surga, surga itu milik semua orang-orang beriman dan orang-orang yang berjuang untuk kepentingan masyarakat," jelasnya. (nvl/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini