"Terdapat tiga belas ribu lebih WNA dari berbagai negara di wilayah bencana Lombok saat ini. Data tersebut berdasarkan data perlintasan WNA yang masuk melalui Bandar Udara Lombok Raya periode Januari-Juli 2018," kata Kepala Bagian Humas Ditjen Imigrasi Agung Sampurno dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (6/8/2018).
WNA-WNA tersebut berasal dari 74 negara. Selain menggunakan visa kunjungan, ada WNA yang memegang izin tinggal, baik itu Izin Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap, atau Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung menjelaskan saat ini kantor Imigrasi Mataram telah membuat posko bersama di Bandara Lombok Raya. Nantinya, posko tersebut akan mendata proses kepulangan para WNA.
"Selain itu, beberapa kedutaan, seperti Australia, Prancis, Singapura, dan Spanyol, telah menempatkan petugas konsuler untuk mendata warga negaranya yang membutuhkan bantuan," ujar Agung.
"Sementara itu, Kantor Imigrasi Mataram tetap membuka pelayanan keimigrasian, baik kepada WNI dan WNA, meski hanya oleh beberapa orang staf yang tersedia karena sebagian dari mereka juga menjadi korban atau keluarganya menjadi korban bencana," jelasnya.
BNPB mencatat total korban meninggal dunia 91 orang, 209 orang luka-luka, dan ribuan rumah rusak akibat gempa Lombok 7 SR. Proses evakuasi pascagempa juga dilakukan di 3 Gili.
Total 358 orang dievakuasi dari tiga Gili di Lombok, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Sebanyak 208 orang di antaranya warga negara asing (WNA).
Tonton juga 'Tempat Ibadah di Lombok Barat Porak-peranda karena Gempa':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini