Dikisahkan Kepala SMPN 21 Surabaya, Chamim Rosyidi Irsyad, orang yang pertama kali mengetahui kebakaran itu adalah salah satu guru Bahasa Indonesia, yaitu sekitar pukul 09.40 WIB.
Sebagian guru kemudian berinisiatif untuk memadamkan api yang menjalar sampai ke ruang laboratorium komputer.
"Tadi sempat dengan teman-teman guru mau menyelamatkan komputer yang ada tapi saya sempat kejatuhan kayu di pundak, dan ternyata nggak nutut," paparnya kepada detikcom, Senin (6/8/2018).
Hal senada juga diutarakan Kepala Bidang Operasional Pemadam Kebakaran Surabaya, Bambang Vistadi. "Awal api berasal dari ruang arsip terus naik ke lantai 2 laboratorium," ungkapnya.
Total 12 unit mobil PMK dikerahkan. Ketika petugas PMK tiba, api dikabarkan sudah naik ke lantai 2. Namun proses pemadaman tidak berlangsung lama.
"Jadi alurnya kita terima berita pukul 10.43, sampai di lokasi pukul 10.48. Api pokok sudah kami padamkan pukul 11.18. Kita nyatakan kondisi padam pukul 12.29," urai Bambang.
Pihaknya mengaku sempat mengalami kesulitan untuk memadamkan api sebab api telah naik hingga ke atap sekolah yang memiliki dua lantai tersebut.
"Ada 62 petugas yang diterjunkan, jadi kebakaran ini saya nyatakan kategorinya sedang," tambahnya.
Untuk saat ini, petugas dari kepolisian sedang melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab kebakaran secara pasti.
Chamim menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun ada guru dan murid yang memiliki riwayat sesak napas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
"Ada guru kami memang punya riwayat sesak, sama siswa kami emmang punya sesak napas. Bisa karena panik dan ramai. Tadi sudah kami bawa ke RS Anak Cempaka dan saat ini sudah pulang," tuturnya.
Para siswa juga dilaporkan tidak sampai terkena asap. Namun siswa yang masuk siang diimbau untuk tidak datang ke sekolah hingga dipastikan situasi di sekolah kembali kondusif. (lll/lll)