"Ini semburan hanya air dan pasir. Dan kami masih melakukan pemantauan di lokasi untuk berkoordinasi dengan pihak Dinas ESDM yang sekarang ikut propinsi," jelas Kabid Operasional Pemeliharan Dan Bina Manfaat Dinas PUPR Ngawi Maftuh Afandi saat di lokasi kepada detikcom Senin (6/8/2018).
Meskipun saat ini yang menyembur hanya air dan pasir, namun pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati lokasi. Karena masih belum ada pernyatan aman secara resmi.
Pantauan detikcom saat ini, warga terus berdatangan untuk melihat dari dekat lokasi semburan. Beberapa pejabat Forkopimda Ngawi juga tampak mengunjungi lokasi.
Semburan air bercampur lumpur dan pasir itu berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren.
Semburan itu terjadi saat Mujianto, pemilik sawah, sedang memompa air untuk mengairi sawah yang akan dibajak untuk ditanami padi. Namun air yang menyembur di luar kewajaran setinggi 150 meter pada awalnya. Meski mesin pompa dengan daya listrik itu dimatikan, namun semburan air dari sumur sedalam 80 meter itu masih tinggi hingga mencapai 30 meter.
Bahkan semburan menghempaskan tiga pipa besi yang ditanam sedalam 12 meter. Untuk penelitian, polisi telah mengambil sampel air dan lumpur. Polisi akan melibatkan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk penelitian. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini