"Saya memilih NO COMMENT ketika banyak ditanya soal Pidato Kontroversial Presiden @jokowi yang ada kata-kata "BERANTEM"-nya kemarin di SICC. Sebagai seorang Presiden, terasa lebih bijak dan negarawan statement Pak @SBYudhoyono di tahun 2014 ini silam," cuit Roy Suryo via akun Twitternya, Minggu (5/8/2018).
Roy kemudian mencantumkan tautan situs resmi Sekretariat Kabinet (Setkab) yang memuat berita tentang SBY yang dipublikasikan pada 15 September 2014 yang lalu. Judul berita itu adalah "SBY Berharap Tidak Terjadi 'Baratayuda'".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayapun berharap sebetulnya janganlah Baratayuda yang terjadi. Ingat rakyat, ingat negeri ini, ingat masa depan kita," kata SBY kala itu.
Arahan Jokowi kepada relawan di Pilpres 2019 agar 'berani jika diajak berantem' ramai jadi pembahasan. Arahan itu disampaikan saat Jokowi berbicara di Rapat Umum Relawan Jokowi, bertempat di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Jokowi awalnya meminta relawan untuk bersatu, militan, dan kerja keras.
"Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," ucap Jokowi yang disambut riuh relawan sambil berdiri.
"Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," sambungnya.
Arahan Jokowi untuk para pendukungnya itu memicu pro dan kontra. Partai Gerindra menganggap Jokowi menganjurkan kekerasan. Namun pihak Istana Kepresidenan menyatakan Jokowi tak bermaksud untuk menganjurkan kekerasan. 'Berantem' yang dimaksud Jokowi adalah adu gagasan, bukan pertikaian fisik. PKS juga memahami bahwa Jokowi tidak bermaksud menghendaki pertikaian fisik. (dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini