PPP: Arahan Jokowi 'Berani Jika Diajak Berantem' Terkait Hoax

PPP: Arahan Jokowi 'Berani Jika Diajak Berantem' Terkait Hoax

Indah Mutiara Kami, Andhika Prasetia - detikNews
Minggu, 05 Agu 2018 16:50 WIB
Jokowi saat rapat umum relawan (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta - Arahan Joko Widodo (Jokowi) ke relawan agar berani jika diajak berantem menjadi polemik. PPP berpendapat arahan Jokowi itu adalah dalam konteks bicara soal hoax.

"Mereka yang mengecam pernyataan Jokowi adalah mereka yang menafsirkan sendiri konteks pernyataan Presiden tersebut. Ditafsiri seolah-olah bahwa Jokowi meminta para relawannya berani berantem fisik," kata Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Minggu (5/8/2018).

"Padahal konteksnya Jokowi sedang bicara tentang hoax, ujaran kebencian dan fitnah yang dikembangkan via medsos atau dunia maya," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Oleh sebab itu, Arsul meminta pernyataan Jokowi dimaknai dalam beberapa tingkatan situasi. Jokowi berharap agar relawan tidak menyebar hoax, ujaran kebencian, hingga fitnah.

"Kalau hoax, ujaran kebencian dan fitnah itu terus dipergunakan, maka artinya bahwa yang melakukan itu ngajak berantem, ya tentu boleh saja direspon dengan memberantemi mereka di dunia maya," ungkap anggota Komisi III DPR.

Dia menegaskan bahwa arahan Jokowi itu bukan berarti meminta pendukungnya berkelahi secara fisik. "Jadi jangan terus dipelintir bahwa seolah-olah Jokowi minta pendukung berantem fisik," tambah Arsul.



Sementara itu, Wasekjen PPP Achmad Baidowi menilai adalah hal lumrah ketika Jokowi memberikan arahan kepada relawannya jelang Pilpres 2019. PPP meminta arahan Jokowi jangan dilihat sepotong-sepotong.

"Kami kira itu normatif saja, artinya meminta para pendukung untuk tidak tebar permusuhan apalagi kebencian. Namun, ketika diserang ya tidak boleh berdiam diri namanya saja pertarungan politik," ujar Baidowi.

Sebelumnya, Gerindra menyayangkan arahan Joko Widodo (Jokowi) yang meminta relawannya berani jika diajak berantem. Menurut Gerindra, pernyataan Jokowi itu mendorong kekerasan.

"Presiden pakai kata-kata 'tapi kalau diajak berantem juga berani', seakan-akan presiden menganjurkan bahwa relawan Pak Jokowi beradu fisik dengan relawan Pak Prabowo. Dengan pernyataan presiden itu kan tidak etis ya. Presiden secara tidak langsung menganjurkan kekerasan dalam Pemilu 2019, ini nggak bener," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Minggu (5/8/2018). (imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads