Penyebab Embun Salju yang Selimuti Daun di Bromo Adalah 'Bediding'

Penyebab Embun Salju yang Selimuti Daun di Bromo Adalah 'Bediding'

M Rofiq - detikNews
Sabtu, 04 Agu 2018 18:59 WIB
Daun di kawasan Bromo terselimuti salju (Foto: istimewa)
Probolinggo - Suhu ekstrem di kawasan Bromo yang membuat tanaman dan dedaunan terselimuti embun salju dikarenakan oleh apa yang warga sekitar disebut 'bediding'. Bediding adalah suhu dingin yang terjadi setiap tahun dan ada di saat musim kemarau.

"Warga meyebutnya bediding. Dan embun salju yang menempel di tanaman disebutnya upas atau embun upas," ujar Kepala Pos Pengamatan PVMG Bromo Ahmad Subhan kepada detikcom, Sabtu (4/8/2018).

Sugeng, salah satu warga membenarkan adanya kondisi tahunan ini. Meski terjadi tiap tahun, namun Sugeng juga merasa kedinginan saat bediding datang. "Kalau saljunya kami biasa nyebutnya upas atau bunga es," ujar Sugeng, salah satu warga.

Terjadinya suhu ekstrem di kawasan obyek wisata Gunung Bromo ini sesuai dengan siaran pers yang dikeluarkan pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya.


Siaran pers itu menyebut bahwa di bulan Agustus 2018, seluruh wilayah di Jawa Timur memasuki puncak musim kemarau. Saat ini hembusan angin muson timuran, membawa massa udara dari Benua Austalia yang tengah musim dingin.

"Hal itu berimbas, pada kondisi cuaca di wilayah Jawa Timur, yang bersifat panas dan kering pada siang hari, serta bersifat dingin pada malam, dini, dan pagi hari," isi siaran pers tersebut.

Beberapa masyarakat menyebut kondisi itu, dengan istilah 'Bediding'. Suhu dingin saat musim kemarau terjadi karena saat musim kemarau langit cerah atau tidak ada tutupan awan. Radiasi sinar matahari yang diterima oleh bumi pada malam hari akan diteruskan kembali ke luar angkasa pada malam harinya.

Karena tidak adanya tutupan awan, maka radiasi matahari akan diteruskan secara besar-besaran ke luar angkasa yang berakibat suhu di bumi menjadi dingin. Kondisi itu normal, jika suhu udara minimal tidak lebih rendah 3 derajat celcius dari kondisi normalnya.

Berdasarkan pantauan BMKG, saat ini terdapat daerah tekanan tinggi di Benua Austalia dan daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik Barat yang dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur, dengan kecepatan dapat mencapai 45 km/jam untuk wilayah-wilayah pesisir utara Jawa Timur, bagian barat wilayah Jawa Timur, dan peningkatan tinggi gelombang laut di perairan Jawa Timur.


Disebut pula dalam rilis BMKG, jika di bulan Agustus ini juga bertiup angin Gending di daerah Pasuruan dan Probolinggo. Angin Gending adalah angin yang bersifat lokal, angin terjadi karena adanya perbedaan suhu yang tinggi antara daerah dataran tinggi dan daerah dataran rendah, sehingga memicu pola sirkulasi angin secara lokal.

Angin lokal, berhembus dengan kecepatan kencang, bersifat kering serta dingin pada malam hari. BMKG Juanda memprakirakan kondisi tersebut di atas secara umum masih dapat terjadi dalam periode waktu 3 hingga 7 hari kedepan.

"Jadi faktor angin kencang dan suhu dingin, bisa jadi salah satu penyebab terjadinya, gumpalan-gumpalan es di sejumlah tanaman, daun, dan pasir di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger," kata Subhan.

"Apa lagi berdasarkan data BMKG, wilayah Probolinggo juga memiliki angin lokal, bisa saja karena faktor itu pembekuan terjadi, dan menghasilkan bulir-bulir seperti salju," pungkas Subhan. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.