"Positifnya konsumer akan naik, kenapa? Karena bukan lagi rahasia umum, karena banyak calon partai-partai itu membelanjakan macam-macam. Bisa belanja pesta-pesta, baliho, belanja bagi-bagi uang ke rakyat itu terjadi. Akibatnya, tentu konsumsi di pedesaan bisa naik," kata JK saat menjadi pembicara di diskusi 'Waspada Ekonomi Indonesia di Tahun Politik' di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).
Keuntungan juga didapatkan media saat masa kampanye pemilu. Hal ini karena baik KPU maupun calon mengeluarkan dana yang cukup besar untuk biaya kampanye di media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, JK tak menampik ada juga pendapatan yang turun akibat peraturan KPU soal kampanye calon. Salah satu yang disoroti JK terkait penyanyi untuk hiburan di kampanye.
"Sekarang rapat umum dibatasi sekali. Hanya pidato dan tidak ada musik-musik, lagu-lagu. Sehingga minta maaf ke artis-artis itu tidak banyak dipakai. Pengalaman saya lihat kemarin ya rapat umum biasa," ujarnya.
Belajar dari pengalaman Pemilu 2004 hingga Pemilu 2014, JK justru melihat ada pertumbuhan ekonomi saat Pemilu berlangsung. Dia pun menilai Pemilu tidak membuat situasi ekonomi menjadi sulit.
"Jadi ekonomi, Pemilu itu tidak menjadikan ekonomi sulit. Tapi, justru konsumsi yang naik untuk hal-hal tertentu. Bayangkan mencetak 200 juta kertas itu juga rejeki untuk percetakan," tuturnya.
"Termasuk tukang pasang baliho macam-macam, penghasilan semuanya. Walaupun sekarang baliho diatur oleh KPU, jadi tidak seperti dulu. Pohon-pohon agak selamat sekarang ini. Kalau zaman dulu semua pohon di paku kan, sekarang alhamdulillah dibenahi," imbuhnya. (nvl/haf)











































