Dua kali bertemu, Ketum PD SBY dan dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto akhirnya sepakat berkoalisi. Pembahasan yang alot berikutnya adalah mengenai siapa cawapres pendamping Prabowo.
Pada pertemuan pertama di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada 24 Juli 2018, SBY dan Prabowo sepakat menjajaki koalisi. Soal sosok AHY sebagai cawapres bukan harga mati.
Nah, pada pertemuan kedua pada 30 Juli 2018 di kediaman Prabowo di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, barulah Prabowo dan SBY sepakat menjalin koalisi. Soal nama cawapres, Prabowo menyebut SBY menyerahkan sepenuhnya kepada dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Zigzag Prabowo, Dari Mekah hingga Kuningan |
Melihat SBY tak mengajukan nama cawapres dalam dua pertemuan itu, sejumlah pihak menyebut SBY seperti memberikan cek kosong kepada Prabowo. Namun misteri pertemuan empat mata Prabowo-SBY itu perlahan-lahan terungkap.
Setelah dua kali pertemuan SBY-Prabowo, tim Gerindra dan PD terus berkomunikasi dengan PKS dan PAN. Mereka membahas siapa cawapres pendamping Prabowo. Dua kandidat cawapres Prabowo, yakni Salim Segaf Aljufri dan Abdul Somad, adalah rekomendasi Ijtimak Ulama, sementara dua lainnya muncul dalam rapat para sekjen semalam, yakni Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Partai Demokrat, yang sebelumnya tak jelas menyebut nama AHY sebagai cawapres Prabowo, mengungkap telah mengusulkan putra pertama SBY sebagai cawapres Prabowo. Ya, cek kosong yang diserahkan SBY kini sudah bertulisan 'AHY'.
Baca juga: JK: Pilpres Hampir Pasti Cuma 2 Paslon |
Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan-lah yang menyebut partainya mengusulkan AHY sebagai cawapres Prabowo Subianto. "Kalau dari Demokrat ya memang kita usulkan AHY, mereka usulkan nama-nama calon masing-masing. Setelah itu kita serahkan ke Prabowo," kata Syarief.
Demokrat punya segudang alasan mengusulkan AHY jadi cawapres pendamping Prabowo. "Dia kan elektabilitasnya paling tinggi di antara lainnya," kata Syarief.
Pandangan senada disampaikan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin. Namun pada akhirnya PD menghormati pilihan Prabowo. "Akan tetapi kami hanya memberikan pendapat dan pada akhirnya berpeluang kepada capresnya," kata Amir saat dihubungi terpisah.
Lalu akankah cek bertulis AHY diterima Prabowo dan parpol koalisi lainnya?