Menurutnya, money politics banyak menimbulkan mudharat dan kekecewaan di belakang dalam pemilihan pemimpin atau wakil rakyat. Karena itu, di tahun politik ini, Zulkifli mengajak mahasiswa harus ikut menyadarkan masyarakat, bagaimana memilih yang benar. Memilih dengan hati, bukan semata-mata karena sembako, dan amplop. Tapi juga harus diketahui rekam jejaknya dan juga kepeduliannya terhadap masyarakat.
"Ditahun politik ini, mari ajarkan persatuan dan kesatuan, jangan adu domba. Memilih dengan hati, jangan jangan karena sarung sembako. Mari memilih untuk perbaikan dan perubahan," kata Zulkifli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli kemudian mencontohkan tokoh politik yang bisa jadi teladan. Tokoh yang bisa dicontoh seperti KH. Agus Salim, Hatta, dan Soekarno. Menurutnya, sosok Agus Salim adalah kaum terpelajar yang menguasai 10 bahasa internasional. Dengan kemampuannya, ia berjuang melalui jalur diplomasi, sehingga keberadaan bangsa Indonesia diakui dunia.
Dikatakannya, prinsip hidup Agus Salim juga dikenal banyak orang. Memimpin adalah jalan menderita. Sementara, sambung Zulkifli, Bung Karno adalah seorang pelajar progresif. Saat jadi mahasiswa, ia dekat dengan rakyat, mau mendengar dan memperjuangkan nadi kehidupan masyarakat.
"Bung Hatta, dia memang sekolah di luar negeri, tapi tak lupa dengan rakyatnya. Bersama mahasiswa Indonesia di Eropa (diaspora), ia berjuang menyuarakan kepentingan bangsa, sehingga diakui oleh dunia", kata Ketua Umum PAN ini.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini