"Saya pesan, kita para perwira, intelektual (peserta PPRA) jangan asal klaim. Kita hati-hati dalam bicara," ujar Luhut kepada peserta PPRA, di Kantor Lemhanas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).
Mulanya, Luhut berbicara terkait kondisi geografis Indonesia. Luhut mengatakan, dengan kondisi geografis yang sangat strategis tersebut, posisi Indonesia menjadi sangat berbahaya sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kala SBY 'Mengukur' Jokowi |
"Jadi kita kadang-kadang nggak tahu, kita asyik berkelahi di dalam, angka kemiskinan di 100 juta orang, baca kek datanya. BPS itu kan nggak bisa bohong. BPS itu kan diaudit," kata Luhut.
![]() |
"Jangan kita mendidik yang muda untuk belajar berbohong hanya untuk mencapai ambisi sendiri. Saya keras ini. Karena tidak elok buat kita," imbuhnya.
Luhut juga menyindir purnawirawan yang dinilainya tak memahami perihal pentingnya pendidikan mental dan spiritual (Dikmental). Purnawirawan itu dinilai tak memberi contoh yang baik kepada generasi muda, namun justru lebih asyik melontarkan tudingan terhadap pemerintah terkait kerjasama pemerintah dengan pihak swasta maupun pihak asing.
"Saya agak suka sedih juga kalau ada purnawirawan tidak mengerti Dikmental. Dan malu juga kita dengan anak-anak muda yang kerja di sekeliling kita. Mereka kok bilang kita jual aset Pertamina, jual aset ini, jual aset itu. Kita bekerjasama itu untuk kita agar punya dana yang bisa kita gunakan lagi untuk proyek-proyek lain," tutur Luhut.
Dalam kesempatan ini, Luhut juga berpesan kepada para peserta PPRA, khususnya para perwira yang hadir, agar tidak rakus dan selalu berjalan sesuai aturan. Ia juga meminta para peserta untuk menjadi diri sendiri.
"Katakan kalau benar, katakan kalau salah. Jangan kau berpolitik nggak jelas. Kamu jangan melacurkan profesionalitasanmu, kamu jangan melacurkan dirimu hanya untuk satu jabatan," kata Luhut.
PPRA ini diikuti oleh para peserta dari TNI (AD, AL, dan AU), Polri, Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK), Kejaksaan Agung, anggota Legislatif, anggota organisasi masyarakat, dan partai politik. Selain itu, para peserta juga berasal dari mancanegara seperti Srilanka, Malaysia, Timor Leste, Singapura, Zimbabwe, Nigeria, Arab Saudi, Fiji, Australia, Bangladesh, Laos, dan Pakistan.
Tonton juga 'SBY Bandingkan Level Kemiskinan, PDIP: Jawab Saat Kampanye':
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini