Dilansir AFP, Selasa (31/7/2018), para korban terdiri dari dua orang warga negara (WN) Amerika Serikat, seorang WN Swiss, dan seorang WN Belanda. Serangan terjadi pada Minggu (29/7) di rute sepeda populer yang ada di distrik Danghara, sekitar 100 km selatan ibu kota Dushanbe.
"(Para tersangka) memiliki pisau dan senjata api," kata Menteri Dalam Negeri Tajikiskan, Ramazon Hamro Rahimzoda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua orang turis WN Swiss dan Belanda lainnya mengalami luka-luka dan tengah dirawat. Sementara seorang turis WN Prancis berhasil kabur dan selamat dari serangan itu.
Rahimzoda belum dapat memastikan serangan tersebut merupakan tindakan teror. Namun, dia mempertimbangkan segala kemungkinan.
"Kami tidak bisa mengatakan apakah itu tindakan teror," kata Rahimzoda.
"Kami mempertimbangkan semua kemungkinan," ia menambahkan. Namun, Rahimzoda memastikan bahwa "lembaga-lembaga negara sedang dijaga ... untuk memberikan keamanan bagi warga dan wisatawan".
Lewat situs pemantau intelijen, SITE, ISIS mengklaim menyatakan telah melakukan serangan kepada para korban.
Polisi menembak mati lima orang terduga pelaku penyerangan tersebut. Selain itu ada empat tersangka lain yang ditahan.
Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon mengirim catatan belasungkawa ke AS, Swiss, dan Belanda atas peristiwa itu. Tajikistan yang merupakan negara pecahan Uni Soviet termiskin yang tengah fokus mengembangkan pariwisata. (jbr/tsa)