"Alquran dan Hadis merupakan dasar untuk mendirikan bangunan masjid. Tafsir dari ayat-ayat Alquran dan Hadis sahih tersebut umumnya mempunyai visi jauh ke depan," kata Sekjen DMI Imam Addaruqutni dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (28/7/2018).
Pembahasan buku pedoman itu digelar dalam sebuah FGD di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jalan Jenggala I no 3 Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (27/7) lalu. Imam mengatakan masjid tidak hanya sebagai salat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sekjen IAI Muhammad Amry mengatakan Indonesia butuh buku pedoman tersebut. Menurutnya, pedoman ini bakal mempermudah masyarakat.
"Kerja sama antara DMI dan IAI perlu dilakukan agar Indonesia mempunyai Buku Pedoman Perancangan Masjid sehingga akan dapat mempermudah masyarakat," ucapnya.
Masih dalam keterangan tertulis tersebut, disebutkan kalau para ahli kebudayaan telah membagi adanya mazhab-mazhab arsitektur Islam menjadi 5 bagian. Kelimanya yaitu Syro Agyptian (Suriah Mesir), Hispano-Mosque (Morin-Spnyol), Persia (Iran), Turki Osmaniyah, dan Hindi (India dan Pakistan).
Pada FGD ini disebut ada beberapa hal yang menarik antara lain tukar pikiran perancangan masjid, masjid ramah manula, anak dan disabilitas, sound system masjid, arsitektur nusantara, dan banyak hal-hal menarik lainnya. Ada juga sharing soal Smart Masjid.
Buku Pedoman Perancangan Masjid sendiri direncanakan selesai pada 2018. Harapannya perancangan masjid di Indonesia mempunyai standarisasi yang benar dan sehat sesuai pilihan dan jamannya, serta sesuai dengan Alquran dan Hadis. (haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini