Partisipasi Pemilih Turun di Pilwali Mojokerto, Begini Evaluasi KPU

Partisipasi Pemilih Turun di Pilwali Mojokerto, Begini Evaluasi KPU

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 26 Jul 2018 20:21 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Tingkat partisipasi pemilih di Pilwali Mojokerto 2018, turun jika dibandingkan tahun 2013. Terdapat sejumlah faktor yang diidentifikasi sebagai penyebabnya. Lalu apa strategi KPU untuk mendongkrak partisipasi pemilih di Pemilu 2019?

Ketua KPU Kota Mojokerto Saiful Amin mengatakan, tingkat partisipasi pemilih di Pilwali 2018 sebesar 79,55% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) 96.132 jiwa. Tercatat 76.469 pemilih menggunakan hak politiknya.

Sementara saat Pilwali 2013, tingkat partisipasi di angka 81,4% dari DPT 93.737 jiwa. Sebanyak 76.304 pemilih tercatat menyalurkan suaranya. Dengan begitu, tingkat partisipasi warga Kota Onde-onde turun sebesar 1,85%.

Amin menilai, turunnya partisipasi salah satunya akibat sedikitnya jumlah paslon yang bertarung di Pilwali 2018. Jika Pilwali 2013 diikuti 6 paslon, Pilwali 2018 hanya 4 paslon.

"Tentu dengan banyaknya paslon, dari sisi konstelasi politik semakin banyak pihak yang berkepentingan mendulang suara," kata Amin di forum evaluasi partisipasi pemilih Pilkada 2018, Kamis (26/7/2018).

Terbukti dengan jumlah paslon yang sama, yakni 4 paslon, partisipasi pemilih di Pilwali 2008 juga rendah. Saat itu tingkat partisipasi hanya 74,79% dari DPT 88.003. Sebanyak 65.815 warga Kota Mojokerto yang menggunakan hak pilihnya.

Selain jumlah kontestan, lanjut Amin, anjloknya partisipasi pemilih dipicu sosok calon wali kota yang kurang familiar di mata warga Kota Mojokerto. Keempat calon yang bertarung, seluruhnya berasal dari luar daerah.

Cawali nomor urut 1 Akmal Boedianto tercatat sebagai warga Jemursari, Tenggilis, Surabaya, cawali nomor urut 2 Andy Soebjakto Molanggato tinggal di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Cawali nomor urut 3 Warsito tinggal di Lontar, Sambikerep, Surabaya, sedangkan cawali nomor urut 4 Ika Puspitasari tercatat sebagai warga Desa Tampungrejo, Puri, Kabupaten Mojokerto.

"Juga faktor pengalaman organisasi setiap calon. Kebetulan dari 4 calon, semuanya bukan pengurus parpol di tingkat kota atau pun pernah aktif di organisasi tingkat kota. Karena mereka yang berafiliasi dengan organisasi akan mudah bergerak merangkul pemilih," ungkapnya.

Turunnya partisipasi pemilih, kata Amin, juga dipicu masih rendahnya kesadaran politik warga Kota Mojokerto. Menurut dia, banyak pemilih yang tak datang ke TPS lantaran memegang prinsip siapapun yang terpilih, tak akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

"Masalah ini salah satunya menjadi tugas parpol, bagaimana menyadarkan konstituen bahwa memilih itu penting," terangnya.

Oleh sebab itu, tambah Amin, pihaknya akan menggenjot sosialisasi untuk Pemilu 2019. Karena upaya tersebut yang dianggap paling realistis dilakukan KPU Kota Mojokerto.

"Ke depan sosialisasi kami perbanyak," tegasnya.

Lain halnya dengan Ketua Panwaslu Kota Mojokerto Elsa Fifajanti. Dia menilai turunnya partisipasi pemilih tak lepas dari mainset masyarakat terkait politik uang.

Menurut dia, masih banyak pemilih yang cenderung menyalurkan suaranya ke TPS jika mendapat uang dari paslon.

"Saat kami pasang imbauan ancaman pidana bagi pemberi dan penerimaan money politic, kami malah dikiritik, katanya takut partisipasi pemilih turun," jelasnya.

Di samping itu, menurut Elsa, KPU perlu menambah anggaran untuk sosialisasi. "Saran kami ke KPU, anggaran Pileg dan Pilpres supaya diperbanyak anggaran sosialisasinya," tandasnya.

KPU menetapkan pasangan Ika Puspitasari-Achmad Rizal Zakaria sebagai pemenang Pilwali 2018. Pasangan nomor urut 4 ini menumbahngkan 3 paslon lainnya dengan meraup 23.644 suara.

Disusul paslon nomor urut 1 Akmal Boedianto-Rambo Garudo yang mendapatkan 19.853 suara. Perolehan suara paslon nomor urut 1 itu terpaut tipis dengan pasangan Andy Soebjakto-Ade Ria Suryani. Paslon nomor urut 2 ini meraup 19.477 suara. Sedangkan paslon nomor 3 Warsito-Moeljadi hanya mendapatkan 9.012 suara. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.