Kesulitan pertama datang di hari pertama Juni berangkat dari rumahnya di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Cilacap pada hari Senin (23/7) silam.
Baru berangkat, tiba-tiba saja roda sepedanya sempat mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Beruntung persoalan ini dapat segera teratasi dan ia bisa melanjutkan perjalanan.
Kesulitan kedua datang dari hembusan angin yang lumayan kencang selama perjalanan. Tak pelak, Juni harus sering berhenti untuk beristirahat demi memulihkan tenaganya.
"Karena sekarang anginnya kencang sekali jadi saya harus mengeluarkan tenaga ekstra, tapi kalau sudah tidak kuat ya saya berhenti sebentar," tutur Juni kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).
Juni menambahkan, ia pun harus ekstra sabar dan telaten dalam mengayuh sepedanya. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh ataupun menggunakan metode khusus untuk meningkatkan staminanya.
"Saya tidak pernah minum jamu (selama perjalanan, red). Saya cuma minum air putih saja. Alhamdulilah, saya baik-baik saja saat ke Ponorogo," paparnya.
Ketika ditanya darimana inspirasi naik sepeda Cilacap-Ponorogo itu datang, Juni mengaku tergerak untuk melakukannya karena melihat banyak santri di Pondok Modern Darussalam Gontor yang beraktivitas dengan sepeda onthel.
"Banyak santri disini yang dalam aktivitasnya memilih naik sepeda onthel tua," ungkapnya.
Di sisi lain, ia sengaja melakukan aksi yang melelahkan ini untuk memotivasi putri bungsunya.
"Kalau yang lain kan naik sepeda motor wajar, naik mobil saya gak punya. Nah, momentum kali ini saya ingin menunjukkan ke anak saya meski berat kalau kita telaten dan sabar pasti hasilnya nanti akan bagus. Anak saya dulu pernah minta keluar dari Pondok, tapi saya larang. Untungnya nurut dan berhasil lulus sekarang," ujarnya.
Selain itu, aksinya ini disebut Juni sebagai wujud syukur karena anaknya sudah mampu menyelesaikan jenjang pendidikan di lingkungan Pondok Gontor. "Ini juga sebagai bentuk rasa bangga saya kepada anak-anak yang telah lulus dari lingkungan pesantren," imbuhnya.
Juni pun berharap dengan memberikan pendidikan di lingkungan pesantren bisa menjadikan kedua anaknya menjadi anak yang sholehah serta tidak lepas dari garis agama. "Harus selalu mengikuti aturan pemerintah dan agama," tegasnya. (lll/lll)