IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Kesempatan Dunia Melihat Indonesia
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Kesempatan Dunia Melihat Indonesia

Kamis, 26 Jul 2018 14:00 WIB
Fuady Primaharsya
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Bali akan menjadi tuan rumah bagi 189 negara peserta IMF-WB AM 2018
Jakarta -
Indonesia telah memegang peranan penting dalam hubungan internasional. Hal tersebut dimulai dengan gagasan Presiden Sukarno untuk mempersatukan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, yang terwujud dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada 18 – 24 April 1955 di Bandung. Dasasila Bandung sebagai hasil dari konferensi tersebut telah berhasil mendorong seluruh bangsa Asia-Afrika untuk memperjuangkan kemerdekaannya, dan melahirkan semangat Gerakan Non Blok yang kini telah beranggotakan 120 negara.

Kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang dihadiri oleh 1500 orang dari 29 negara itu dapat dikatakan menjadi langkah awal Indonesia dipercaya oleh dunia untuk menjadi tuan rumah pertemuan bergengsi tingkat internasional. Belum lagi, 500 orang wartawan internasional turut datang ke Bandung untuk melakukan liputan, menjadi sarana promosi yang berharga bagi Indonesia yang kala itu belum lama merdeka.

Selanjutnya, Indonesia berulang kali dipercaya menjadi tuan rumah dari serangkaian kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) bertaraf internasional. Sebut saja Asian Games 1962 di Jakarta yang menuai kontroversi, karena pada saat itu infrastruktur Indonesia di bidang olahraga bisa dikatakan masih sangat minim. Tetapi pada akhirnya penyelenggaraan Asian Games tersebut berjalan lancar dan sukses, dengan meninggalkan satu landmark yang saat ini masih berdiri kokoh yaitu Stadion Gelora Bung Karno. Kini, stadion tersebut akan digunakan kembali dalam perhelatan yang sama, yaitu Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Selain itu, Indonesia juga sukses menjadi tuan rumah KTT Gerakan Non-Blok ke-X pada 1992 di Jakarta. Perhelatan MICE kelas dunia lainnya yang terselenggara dengan sukses di Indonesia antara lain World Ocean Conference, International Associations of Historian of Asia, World Export Development Forum, WEF on Asia, serta pertemuan tingkat Kepala Negara seperti KTT ASEAN, KTT APEC dan KTT OKI.

Membangun Optimisme

Kepercayaan dunia terhadap Indonesia tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan sarana dan prasarana yang secara masif dibangun pada beberapa tahun terakhir. Pascakrisis yang menghantam pada 1998, Indonesia terus berbenah dan memulihkan diri. Demi mendorong masuknya investasi, sudah barang tentu pembangunan infrastruktur harus digalakkan. Sebagai imbas positifnya, Indonesia memiliki berbagai fasilitas yang bisa ditawarkan kepada dunia sebagai tempat penyelenggaraan suatu acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2018 merupakan tahun yang penting dan bersejarah bagi Indonesia. Di tahun ini akan diselenggarakan International Monetary Fund-World Bank Annual Meeting 2018 atau disingkat IMF-WB AM 2018 pada 8-14 Oktober 2018 yang mengambil tempat di kawasan elit terpadu di Nusa Dua, Bali. Keikutsertaan Indonesia sebagai tuan rumah telah melalui proses panjang yang tidak mudah, dengan menyingkirkan dua shorlisted candidate lain yaitu Mesir dan Senegal.

Diselenggarakannya IMF-WB AM 2018 di Bali diharapkan mampu meningkatkan optimisme Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Kemampuan Indonesia bertahan dalam menghadapi krisis global hebat yang kedua pada 2008 mulai mendapatkan perhatian. Dunia internasional kini mulai menyadari posisi penting Indonesia di kancah perekonomian dunia. Indonesia menjadi anggota G-20, kelompok negara ekonomi utama dunia yang meliputi hampir 90% GNP di dunia, 80% total perdagangan dunia dan 2/3 jumlah penduduk dunia.

Berdasarkan data resmi Bank Indonesia, di awal 2018 Indonesia memiliki cadangan devisa tertinggi sejak Indonesia merdeka, mencapai 131,98 miliar dolar AS, menandakan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Hal tersebut sejalan dengan survei yang dilakukan lembaga pemeringkat Moody's Investor Service pada April 2018, di mana tingkat Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia membaik dari sebelumnya Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil.

Faktor kunci atas meningkatnya peringkat tersebut adalah kerangka kebijakan yang kredibel dan efektif yang dinilai kondusif bagi stabilitas makroekonomi. Peningkatan cadangan devisa dan penerapan kebijakan fiskal maupun moneter tersebut memperkuat ketahanan dan kapasitas Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal.

Lembaga akuntan publik PricewaterhouseCoopers (PwC) berdasarkan rilis resminya dalam laporan The Long View: How Will The Global Economic Order Change by 2050? juga memprediksi kekuatan ekonomi Indonesia pada 2030 yang akan tumbuh secara pesat. Laporan tersebut mengukur melalui prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) dan paritas daya beli (purchasing power charity/PPP). Pada 2030 diprediksi Indonesia berada di peringkat ke-5 ekonomi terbesar dunia dengan PDB senilai 5.424 milar dolar AS, mengalahkan Rusia, Jerman, dan Inggris.

Serangkaian survei dan laporan tersebut semakin membuktikan optimisme Indonesia untuk dapat terus berdaya tahan menghadapi permasalahan-permasalahan ekonomi global serta dapat menjadi contoh bagi negara lain, khususnya negara-negara berkembang.

Voyage to Indonesia

Dalam serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan optimalisasi kegiatan IMF-WB AM 2018 di Bali ini, tema besar yang diusung adalah Voyage to Indonesia. Secara harfiah Voyage to Indonesia berarti perjalanan menuju tempat yang baru, yaitu Indonesia. Hal tersebut merepresentasikan suatu perjalanan menuju Indonesia yang baru, di mana Indonesia merupakan negara dengan kontribusi besar dalam perekonomian dunia di abad ke-21 ini, serta negara dengan tingkat ketahanan ekonomi yang tinggi yang disertai pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta inklusif.

Diadakannya IMF-WB AM 2018 yang merupakan pertemuan ekonomi dan keuangan terbesar dunia di Indonesia merupakan satu momentum yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diperkirakan lebih dari 12.000 orang akan datang dalam rangkaian acara IMF-WB AM 2018, yang akan menjadi panggung besar bagi Indonesia untuk memperkenalkan dan menunjukkan potensi kekayaan negeri yang belum pernah dilihat dunia.

Selain acara inti yaitu Annual Meetings yang akan dilaksanakan pada 12 – 14 Oktober 2018, ada beberapa program yang direncanakan sebagai pendukung kegiatan inti, yaitu konferensi baik regional maupun internasional terkait isu ekonomi dan finansial; pameran dan festival industri kreatif, produk-produk lokal Indonesia dan teknologi finansial; pertunjukan budaya dari berbagai daerah di Indonesia; forum kerja sama ekonomi serta forum industri finansial, perbankan dan perdagangan. Program-program tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mempromosikan pencapaian Indonesia saat ini di bidang finansial, ekonomi, dan budaya.

Promosi Media Sosial

Perhelatan besar ini tentu tidak bisa dilewatkan begitu saja. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memanfaatkan IMF-WB AM 2018 ini menjadi media promosi Indonesia. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi saat ini menjadikan media sosial sebagai suatu peluang untuk memperkenalkan Indonesia dalam skala yang lebih luas lagi. Sebanyak 12.000 orang dari 189 negara di seluruh penjuru dunia akan menjadi free-promoter bagi Indonesia.

Bayangkan saja, apabila 12.000 orang tersebut mengunggah status di masing-masing media sosial mereka tentang Bali, Indonesia, kemudian status tersebut dilihat oleh puluhan atau bahkan ratusan orang yang terhubung dengan akun media sosial tersebut. Akan timbul multiplier-effect yang bagus untuk meningkatkan pengenalan dan pemahaman mereka tentang Indonesia, kemudian meningkatkan engagement untuk mengenal lebih jauh tentang Indonesia.

Lebih jauh, promosi Indonesia terkait berlangsungnya acara IMF-WB AM 2018 dapat menjadi trigger bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk dapat berbenah dan mempersiapkan diri menjadi tuan rumah MICE tingkat Internasional. Masyarakat perlu memberikan dukungannya kepada pemerintah yaitu dengan membuka diri kepada dunia internasional, mengerti bahwa dengan menjadi tuan rumah akan memberi efek jangka pendek maupun panjang dalam hal peningkatan perekonomian bagi daerah penyelenggara.

Satu contoh bagus akan hal tersebut adalah Desa Mandalika, yang terletak di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terletak di selatan Pulau Lombok, Mandalika telah mendeklarasikan diri sebagai Halal Tourism Destination dan telah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak 2014. Apabila Mandalika sudah dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia, akan ada diversifikasi destinasi wisata dan MICE, tidak hanya berkutat di Bali ataupun Jakarta. Hal tersebut akan membawa dampak positif bagi pariwisata nasional dan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.

Oleh karena itu, menjadi penting bagi Panitia Nasional Penyelenggara IMF-WB AM 2018 untuk memastikan penyelenggaraan acara tersebut berjalan dengan baik. Bagaimana menunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah, memberikan good acceptance dan hospitality bagi para peserta, peningkatan keamanan dan pengamanan yang memberikan rasa tenang serta nyaman selama di Bali, adalah hal yang menjadi fokus utama Panitia Nasional Penyelenggara IMF-WB AM 2018. Kesempatan besar ini perlu kita maksimalkan bersama, untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Fuady Primaharsya alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Calon Hakim di Mahkamah Agung

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads