SBY: Tuhan Belum Takdirkan Hubungan Saya dan Bu Mega Kembali Normal

SBY: Tuhan Belum Takdirkan Hubungan Saya dan Bu Mega Kembali Normal

Tsarina Maharani, Zunita Amalia Putri - detikNews
Rabu, 25 Jul 2018 22:37 WIB
SBY saat bertemu Megawati. (Anung Anindito)
Jakarta - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara tentang hubungannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang dianggapnya sebagai rintangan koalisi bersama Joko Widodo pada Pilpres 2019. SBY menyinggung belum bisa berhubungan baik lagi dengan Presiden RI ke-5 itu.

"Kalau hubungan saya dengan Bu Mega masih ada jarak ikhtiar untuk saya jalankan," ungkap SBY di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).

Hubungan SBY dan Megawati membeku saat Pilpres 2004 setelah ia memutuskan maju sebagai capres. Saat pilpres itu, SBY akhirnya mengalahkan Megawati. SBY kemudian menjadi presiden dua periode hingga 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video 20detik]


Menurut SBY, dia terus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Megawati selama 10 tahun dia menjadi presiden. Bahkan ternyata mendiang suami Megawati, Taufiq Kiemas, juga sudah berusaha membantu agar hubungan SBY dan Megawati kembali membaik.

"Komunikasi saya lakukan 10 tahun. Mendiang Taufiq Kiemas juga sudah berusaha memulihkan. Jadi bukannya nggak ada kehendak, tapi Allah belum kehendaki," kata SBY.


Presiden RI ke-6 itu memastikan selalu menghormati Megawati sebagai pendahulunya. Namun SBY memastikan, hingga saat ini hubungannya dengan Megawati belum ada kemajuan.

"Saya hormati beliau sebagai presiden sebelum saya, tidak akan pernah hilang hormat saya, tapi Tuhan belum takdirkan hubungan kami kembali normal," tutur dia.

Sebelumnya, SBY blak-blakan soal peluang Demokrat berkoalisi dengan Jokowi yang terkendala rintangan. Kini dia membahas soal hubungannya dengan Megawati. (elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads