Harun Yahya Sebut Ratu Inggris Minta Erdogan Tangkap Dirinya

Harun Yahya Sebut Ratu Inggris Minta Erdogan Tangkap Dirinya

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 25 Jul 2018 17:37 WIB
Adnan Oktar alias Harun Yahya dan Ratu Elizabeth II (hurriyetdailynews.com)
Istanbul - Penulis kontroversial asal Turki, Adnan Oktar alias Harun Yahya, kembali melontarkan komentar nyeleneh saat diinterogasi polisi. Oktar menyebut Ratu Inggris Elizabeth II sengaja meminta kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menangkap dirinya.

Seperti dilansir media lokal Turki, Hurriyet Daily News, Rabu (25/7/2018), pernyataan Oktar soal Rabu Elizabeth II itu menjadi bagian dari kutipan kata-kata yang disampaikannya saat diinterogasi Kepolisian Turki, yang dipublikasikan kolumnis Daily Hurriyet, Abdulkadir Selvi, pekan ini.

Disebutkan Selvi bahwa total ada 353 pertanyaan yang diajukan polisi saat menginterogasi Oktar. Jawaban setebal 164 halaman disampaikan Oktar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Salah satunya soal klaim konspirasi Inggris yang pernah dilontarkan Oktar sesaat usai ditangkap pada 11 Juli lalu. Saat itu Oktar menyebut penggerebekan terhadap dirinya dan para pengikutnya merupakan 'konspirasi oleh pemerintah bayangan Inggris'.

"Apakah kita terlihat seperti pemerintah bayangan Inggris?" tanya seorang polisi Turki kepada Oktar dalam interogasi.

Polisi juga bertanya apakah Kepala Kepolisian Istanbul, jaksa Turki atau Erdogan sendiri terlihat seperti 'pemerintah bayangan Inggris'. Oktar menjawab 'Tidak' dan menekankan dirinya mendukung Erdogan yang disebutnya sebagai 'Tayyip Bey' dalam pilpres 24 Juni lalu.


Ketika ditanya mengapa dirinya menyalahkan 'pemerintah bayangan Inggris', Oktar menjawab dengan menyebut dirinya sebagai orang ketiga.

"Ratu Inggris mengirimkan delegasi ke Presiden (Erdogan-red) untuk secara baik-baik meminta sebuah operasi menargetkan Adnan Oktar," sebut Oktar tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Dalam interogasi, Oktar berulang kali menyatakan keyakinannya dalam menunggu kedatangan Imam Mahdi. "Siapa yang menjadi Mahdi?" tanya polisi Turki.

"Dia akan datang dari distrik Karakoy, Istanbul. Dia akan menguasai area yang besar saat pertama kali datang dengan sebuah bendera hitam. Pada kedatangan kedua, dia akan menciptakan persatuan Turki-Islam," jawab Oktar.


Kolumnis Hurriyet, Selvi menyebut Karakoy merupakan kampung halaman Oktar. "Dia hanya tidak menyebut nama Mahdi adalah Adnan dan nama belakangnya Oktar. Tapi saat dia menunggu nujuman kedua, dia mendapati polisi di depan pintu rumahnya," tulis Selvi dalam artikel kolom yang dirilis 25 Juli ini.

Disebutkan juga oleh Selvi bahwa Oktar sebelumnya pernah menyebut ulama Fethullah Gulen yang kini menetap di Amerika Serikat (AS), sebagai 'asisten Mahdi'.

Dalam artikel sebelumnya yang dirilis 23 Juli, Selvi menuliskan bahwa Oktar sempat menyebut 'bikini adalah penutup Islami'. "Menutup diri pada bagian yang bisa ditutupi dengan bikini sudah cukup untuk penutup Islami. Karena seperti inilah yang dideskripsikan dalam Quran," sebut Oktar.

Tak hanya itu, Oktar juga mengklaim bahwa Islam hanya melarang wine atau minuman anggur, namun mengizinkan minuman keras lainnya termasuk vodka dan whiskey.



Tonton juga video: 'Harun Yahya dan Kontroversi Perempuan 'kittens''

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads