Secara harfiah, Muzdalifah berarti tempat mendekatkan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sini banyak manusia yang berdoa, berharap dan meminta ampun kepada Allah.
Dalam buku Haji dan Umrah yang ditulis M Quraish Shihab digambarkan, saat melaksanakan haji, Rasulullah SAW menjamak takhir salat Maghrib dan Isya. Dia kemudian melanjutkan salat Isya dan beristirahat hingga waktu Subuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singgah atau mabit di Muzdalifah ini mengandung makna yang dalam. Kepergian jemaah haji dari Arafah sebagai refleksi kehidupan dunia singkat. Manusia hanya hidup sesaat.
Kemudian saat jemaah haji berjalan menuruni lembah Arafah menuju Mina dan singgah di Muzdalifah, jemaah akan mencari batu kerikil untuk melontar jumrah. Di Masy'ar al Haram, jemaah dianjutkan berzikir kepada Allah sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 198.
"Tiada berdosa padamu jika kamu berusaha mencari rezeki dari Tuhanmu. Maka jika kamu bertolak meninggalkan Arafah, maka berzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram (Muzdalifah). Dan berzikirlah sebagaimana yang telah diajarkan kepadamu, sedang kamu dahulu sebelum mendapat petunjuk, termasuk tersesat"
Bermalam di Muzdalifah ini hukumnya adalah wajib. Apabila meninggalkannya maka diharuskan membayar denda dan dianjurkan mengikuti jejak Rasulullah SAW yaitu bermalam sampai waktu salat Subuh.
Simak Juga Kisah Nenek Supinah yang Naik Haji dari Tabungan Hasil Buruh Tani:
(nkn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini