"Di Indonesia itu tidak ada lapas manusiawi. Lapas manusiawi itu cuma satu, namanya Sukamiskin," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/7/2018).
Fahri menuturkan sistem dan fasilitas lapas lain di Indonesia masih warisan zaman Belanda. Menurut dia, sistem itu sama sekali tak memberikan kenyamanan bagi narapidana.
"Yang lainnya lapas itu sistemnya zaman Belanda, itu namanya bui. Rezim bui itu sudah nggak ada. Nggak ada kehormatan orang, nggak ada tempat istirahat, nggak ada orang tempat ketemu keluarganya, nggak ada orang tempat menikmati belasan tahun. Dia dikekang. Di luar negeri udah nggak ada itu orang di penjara," kata Fahri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak, bukan fasilitas mewah. Yang manusiawi dari lapas itu cuma Sukamiskin. Yang lain itu antah-berantah lapas zaman Belanda itu. Saya kan keliling lapas seluruh Indonesia. Cuma ini kan menteri-menteri dan birokrat pengecut semua, penakut semua nggak ada tanggung jawab. Akhirnya sidak," tuturnya.
"Tadi saya liat di TV tuh, lapas disidak. Apa ini? Ini pengecut. Ini kelakuan orang pengecut, nggak berani bertanggung jawab. Nggak berani mengatakan sikapnya," imbuh Fahri.
Tonton juga 'Huni Sel Sukamiskin, Jero Wacik: Saya Tak Pakai AC dan Kulkas':
(tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini