"Gimana ya menjelaskannya. Ini di luar dugaan saya bisa naik haji." ungkap Suwito saat ditemui detikcom di Asrama Haji Embargasi Surabaya (AHES) beberapa waktu lalu.
Warga Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember ini bekerja sebagai pegawai cleaning service di kampus Universitas Muhammadiyah Jember.
Ia mengaku bisa berangkat haji bukan karena menabung, tetapi mendapatkan hadiah dari kampus tempatnya bekerja. Hadiah ini diberikan atas pengabdiannya selama 32 tahun.
Namun Suwito mengaku hadiah tersebut tidak diberikan secara cuma-cuma, melainkan diundi.
"Ini dapatnya diundi, dengan syarat masa kerja di atas tujuh tahun, lima belas tahun dan dua puluh lima tahun. Itu dibedakan dan yang mendapatkan undian empat orang. Dua dari dosen dan dua dari karyawan," terang Suwito.
Buah ketekunan Suwito pun dipetiknya dengan mendapatkan undian tersebut. Ia mengaku ikhtiar yang dilakukannya agar bisa berangkat haji adalah memastikan tidak pernah meninggalkan salat lima waktu dan juga salat Jumat.
"Saya berikhtiarnya selalu dengan salat lima waktu dan selalu menunaikan ibadah salat jumat, yang katanya itu sebagai penghapusan dosa," urai bapak tiga anak ini.
Suwito mengaku sudah ingin naik haji sejak tamat dari bangku sekolah menengah pertama. Bahkan ia sudah mulai menabung saat itu, tetapi tabungannya tak pernah mencukupi.
"Sejak SMP saya ingin berangkat haji ingin menyempurnakan rukun islam yang kelima. Tapi tidak pernah terkumpul," ungkap.
Ia pun merasakan perubahan penghasilan yang signifikan ketika bekerja sebagai cleaning service di Unmuh Jember. Mulai dari masih Rp 18 ribu hingga akhirnya saat ini mencapai Rp 2,5 juta.
Namun uang itu pas-pasan untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya, sedangkan istrinya juga tidak bekerja. Impian haji itu pun sempat dikuburnya.
"Setiap ada tetangga yang ingin naik haji, saya hanya bisa berbicara dalam hati, kapan ya saya bisa berangkat seperti mereka. Ternyata ini jalan yang diberikan oleh Allah saya berangkat haji dengan mendapatkan undian," ujar Suwito.
Ketika kesempatan itu datang, Suwito pun harus berlapang dada karena tak bisa berangkat bersama sang istri.
"Dulu setelah mendapatkan undian tersebut ingin mengajak istri. Tapi setiap baru terkumpul sedikit ada saja kebutuhannya. Mungkin jalan Allah tidak bisa berhaji bersama," tambahnya.
Kendati demikian Suwito bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji yang diberikan kepadanya tahun ini.
"Kesempatan ini akan saya pergunakan semaksimal mungkin untuk ibadah," tandasnya.
Suwito masuk ke dalam kelompok terbang (kloter) 9 asal Jember yang sudah berangkat ke Tanah Suci, Jumat (20/7) silam.
Tonton juga video: 'Perjuangan Nenek Penjual Bunga Kenanga Wujudkan Mimpi Berhaji'
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini