KKN Disebut Parah, NasDem Anggap Tommy Soeharto Baru Bangun Tidur

KKN Disebut Parah, NasDem Anggap Tommy Soeharto Baru Bangun Tidur

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Minggu, 22 Jul 2018 15:11 WIB
Foto: Taufiqulhadi (Tsarina Maharani/detikcom).
Jakarta - Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menuding angka korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) makin parah. Partai NasDem menduga Tommy selama ini tidur sehingga tak tahu realitas.

"Wah, agaknya Bapak Tommy baru terjaga dari tidur panjang. Ke mana saja beliau selama Bapaknya beliau berkuasa," ujar anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi, Minggu (22/7/2018).


Menurut Tommy Soeharto Banyak Rakyat Kecewa dengan Pemerintahan Masa Ini? Simak Videonya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video 20detik]



Taufiqulhadi meminta Tommy melihat kondisi bangsa saat Presiden Soeharto memimpin. Taufiqulhadi lalu menyinggung kebijakan ekonomi Soeharto.

"Tahukah atau tidak, bagaimana Bapaknya memulai kekuasaannnya dulu. Kalau tidak tahu, maka baca buku 'Economic with Gun'. Di sana disebutkan, Bapaknya dulu setuju dengan semua syarat agar ekonomi Indonesia bisa berintegrasi dalam ekonomi Wall Street. Kalau tidak mau, akan ada risiko kudeta atau lainnya. Itulah yang disebut Economic with Gun," sebut Taufiqulhadi.


Selain menyebut KKN makin parah, Tommy juga mengatakan investasi asing makin dimanja saat ini. Taufiqulhadi mengatakan, zaman Soehartolah yang membuat asing merajalela di Indonesia.

"Dengan berintegrasi ekonomi Indonesia dengan ekonomi Amerika, yang disepakati Bapakya, Orde Baru membunuh UU Pokok Agraria. Ketika UUPA mati suri, semua pihak asing mulai merajalela di Indonesia. Semua kondisi sekarang atas inisiatif dan atas atas karpet merah yang dibentangkan Bapaknya dari Bapak Tommy," sebut Taufiqulhadi.

KKN Disebut Parah, NasDem Anggap Tommy Soeharto Baru Bangun Tidur
(gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads