"Pasti kalau negara peserta melihat, wah gila bendera gue pakai tiang bambu di sini. Kita hormati dong mereka yang punya negara, kemudian dipasangnya kayak bendera-bendera partai di pagar-pagar gitu. Beda antara negara peserta Asian Games itu dengan bendera partai yang kita suka pasang di sembarang tempat," kata pakar tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna saat diwawancara detikcom, Jumat (20/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari segi estetika kota pun penempatan itu harus menempatkan bendera sebagai simbol negara, bukan diletakaan di pinggir jalan, diikat bambu. Nggak kebayang kita sebagai yang bertamu, kan bisa tersinggung juga," ujarnya.
Meski ada inisiatif warga dalam pemasangan bendera itu, Yayat menyebut itu juga harus diarahkan Pemprov DKI. Dia memberi contoh penggunaan payung seperti pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung.
"Spontanitas dari warga boleh, tapi diajarkan juga buat pemasangan payung seperti waktu Asia-Afrika di Bandung. Coba tempatkan bendera itu berjejer di kota. Jadi ini nggak pakai urban desain dimana harusnya menempatkan bendera itu dengan keragamannya, ada spot-spot bagi tamu untuk berfoto, kan kita nggak punya spot," lanjutnya. (abw/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini