Rangkuman detikcom, Senin (16/7/2018), 12 remaja itu dievakuasi dalam keadaan dibius total. Mereka disebut tidak sadarkan diri saat dibawa keluar gua melalui jalur yang berbahaya.
Craig Challen yang merupakan dokter hewan asal Perth yang sudah pensiun, menuturkan bahwa dirinya bekerja secara intens dengan dr Richard Harris, dokter spesialis anestesi asal Adelaide. Mereka diberi penenang agar tidak panik saat dievakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun keterangan berbeda disampaikan Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-O-Cha yang menyatakan remaja-remaja itu masih sadarkan diri saat dievakuasi keluar, dan mereka hanya diberi obat anticemas saja.
"Siapa yang akan memberi mereka kloroform? Jika mereka diberi kloroform, bagaimana mereka bisa keluar? Itu disebut obat anxiolytic, sesuatu yang membuat mereka tidak terlalu bersemangat, tidak stres," tegas Prayuth dalam konferensi pers di Bangkok.
Fakta lainnya lagi adalah soal bagaimana mereka bertahan hidup di dalam lorong gua yang gelap? Jawabannya ialah kebersamaan.
Para psikolog mengatakan, faktor kebersamaan bisa membantu seseorang bertahan hidup di situasi yang sangat sulit dan menantang seperti ini. Diperkirakan, bekal makanan yang mereka bawa dibagi dan dimakan dengan sangat cermat, untuk memastikan mereka bisa bertahan selama mungkin di dalam gua.
Tak hanya itu, para remaja itu mencoba menyelamatkan diri dengan cara menggali sejumlah lubang hingga sedalam 5 meter di dalam gua, meskipun mereka kekurangan makanan.
Fakta terakhir ialah, ketika para remaja itu baru tahu ada 1 penyelam yang tewas saat menyelamatkan mereka. Para remaja itu tak menyangka proses evakuasinya memakan korban jiwa. (rvk/HSF)