"Awalnya 13 negara yang hadir, tapi hanya 10 yang hadir karena kejadian (bom surabaya) kemarin. Jadi yang 3 mengundurkan diri," kata Presiden CIOOF (Koordinator pegelaran budaya internasional) Said Rahmat di Balai Kota Surabaya, Minggu (15/7/2018).
Namun mundurnya tiga negara di Cross Culture International Folk Art Festival 2018 bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak menjadi masalah.
Justru dengan tetap digelarnya Cross Culture International Folk Art Festival 2018 dengan penampilan dan persiapan matang serta sambutan warga, membuktikan jika Surabaya sudah aman.
"Mudah mudahan ini pembuktian kalau Surabaya aman," ujar Risma.
Menurut Risma, warga sudah mulai mengerti jika Kota Surabaya sudah menjadi salah satu tujuan destinasi wisata budaya. "Masyarakat Surabaya sudah mengerti kota Surabaya sudah menjadi salah satu destinasi wisata. Tidak hanya destinasi pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya, mereka menyambut dengan hangat dan ramah," tambah Risma.
Untuk lebih meyakinkan bahwa Surabaya aman dan menarik, Risma mengaku akan terus menggelar dan membuat kegiatan dan banyak konferensi tingkat dunia.
"Kita harus buat terus bukan hanya budaya tapi juga kegiatan dengan banyak konferensi. Dalam waktu dekat UCLG Asia Pasific yang dihadiri 100 delegasi dari luar negeri dan November akan ada Startup Nation Summit yang juga dihadiri sekitar 100 perwakilan negara serta pertama di Asia," pungkas Risma. (ze/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini