Musibah terjadi pada Rabu (11/7/2018) siang. Tubuh korban terseret kereta api jurusan Jakarta-Surabaya itu, sampai lebih dari 50 meter. Kondisi korban dalam keadaan mengenaskan.
Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Maryoto menjelaskan, peristiwa itu terjadi di pinggir rel jalur Jakarta-Surabaya di Desa Ngrandah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kejadian bermula saat Suparman sedang berjalan kaki di tepi jalur KA di Ngrandah. Suparman jalan kaki dari arah timur ke barat. Suparman terlihat menepi saat ada kereta api yang melintas dari arah barat di lajur sebelah selatan.
"Korban menepi di rel sebelah utara. Setelah kereta api melintas, korban kembali ke jalur rel sebelah utara. Namun tanpa sepengetahuan korban, melintas KA Argo Bromo Anggrek dengan nomor loko 2061398," ucapnya.
KA, membawa 12 gerbong dengan masinis M. Munir, dan asistennya Indra Prasetyo, dan Aris Darmawan. Korban terseret kereta api sejauh kurang lebih 50 meter tepat di depan rumah warga dan langsung meninggal dunia.
Atas kejadian tersebut, warga melaporkan ke Polsek Toroh. Kemudian, polisi melakukan olah TKP. Mereka dari Tim Inafis Polres Grobogan bersama Polsek Toroh. Akhirnya ditemukan luka di bagian kepala, tangan dan lainnya.
Korban memiliki tinggi 166 cm, dan berat badan 60 kg. Hasil pemeriksaan medis, ditemukan luka akibat terserempet kereta api yaitu dibagian kepala. tangan dan kaki patah. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini