"Alhamdulillah balita itu sudah mulai membaik, kita doakan supaya cepat sembuh," ujar Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Agung Yudha Wibowo ditemui di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Selasa (10/7/2018).
Meski ibunda balita yang sempat terluka akibat bom belum diizinkan menemui anaknya, namun Yudha menyebut selama ini sudah ada nenek dari balita yang sering menjenguk.
"Kalau neneknya sering nengok, cuma tidak pernah menginap," imbuhnya.
Selain dijenguk oleh neneknya, bayi tersebut juga mendapat pendampingan dari beberapa dinas. Seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA).
"Beberapa dinas kan sudah melakukan pendampingan dari unit PPA, kita lakukan. Ini masih pemulihan medisnya dulu, tapi setelah ini kita melakukan pendampingan untuk psikisnya," kata Agung.
Selain penyembuhan secara medis, Agung mengaku ada beberapa tahapan dalam penyembuhan secara psikis. Hal ini untuk mengembalikan kondisi anak tersebut seperti semula.
"Proses pemulihannya melalui mekanisme yang sama yakni pertama medis dulu setelah medisnya sembuh, mungkin pemulihan psikisnya melibatkan psikologi dari PPT yang ada di provinsi Jawa Timur," tambahnya.
Namun Agung menambahkan perlakuan dalam pendampingan psikisnya itu tidak sama dengan pendampingan anak pelaku teroris yang lain. Karena kondisi balita ini masih memiliki dua orang tua yang lengkap.
"Tapi perlakuannya ada yang sama dan ada yang tidak sama. Karena ini kan orang tua dua-duanya masih ada. Jadi tidak seperti yang sebelum-sebelumnya," kata Agung.
Bom meledak di rumah kontrakan yang dihuni Anwardi dan keluarganya di Jalan Pepaya 321 RT 1/RW 1 Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kamis lalu. Ledakan tersebut melukai anak Anwardi, U yang masih berusia 2,4 tahun. Anwardi yang kabur setelah ledakan saat ini dalam pengejaran petugas. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini