Polisi Petakan Peredaran Senpi Rakitan di Kalangan Begal

Polisi Petakan Peredaran Senpi Rakitan di Kalangan Begal

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 09 Jul 2018 16:51 WIB
Polisi Petakan Peredaran Senpi Rakitan di Kalangan Begal
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta - Polisi menyatakan aksi begal semakin nekat dan tidak segan-segan menembak korbannya. Peredaran senjata api (senpi) di kalangan begal ini telah dipetakan polisi.

"Kalau sekarang ini memang ada pergeseran kelakuan begal-begal motor. Kalau dulu polanya begal motor itu, kalau dia nggak dapat barangnya, dia nodong dengan senjata tajam, senjata api (senpi). Kalau sekarang tidak ada nodong-nodong lagi, langsung dia tembak," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/7/2018).


Setyo menegaskan, dalam kasus begal disertai aksi penembakan, senpi yang digunakan pelaku adalah hasil rakitan. Dia mengimbau masyarakat memberikan informasi kepada polisi ketika mengetahui informasi tentang peredaran senpi rakitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Senjata yang beredar di begal-begal itu senjata rakitan. Yang penting untuk penyebaran senjata rakitan ini informasi dari masyarakat, misalnya pembuat-pembuat senjata rakitan itu yang tahu masyarakat," jelas Setyo.

"Saya mohon cepat lapor. Kalau cepat lapor, pasti cepat ditangani. Kalau nggak ada yang lapor, polisi tahu, cuma (memerlukan waktu) cukup lama," sambung dia.

Setyo menerangkan polisi telah mengetahui daerah-daerah yang marak peredaran senpi rakitan, di antaranya Cipacing, Sumedang, Jawa Barat dan Lampung. Operasi pengungkapan senpi ilegal di daerah-daerah itu juga sudah dilakukan, tapi tetap saja senpi beredar.

"(Daerah marak peredaran senpi rakitan) itu sudah kita tahu. Tapi, begitu ditangkap di sini, dia buatnya di tempat lain. Keahliannya itu nggak berubah, tapi pindah-pindah. Seperti kita ketahui, di Jawa Barat, ada di dekat Bandung, namanya Cipacing. Di Lampung sudah kita selidiki semua. Tapi setiap kita operasi, (pembuat senpi rakitan) pindah, operasi, pindah," tutur Setyo.

"Kita sudah pernah melakukan penelitian, ditangkap sudah pernah operasi. Tapi tiap kali dioperasi, dia buat lagi. Karena, balik lagi, ini kebutuhan hidup mereka. Dia hidup dari situ (membuat senpi rakitan)," lanjut Setyo.


Karena itu, Setyo meminta masyarakat turut memainkan peran dalam memberantas peredaran senpi rakitan. Masyarakat jangan permisif. Polisi mengawasi, masyarakat juga ikut mengawasi," ujar dia.

Terakhir, Setyo mengungkapkan peredaran senpi rakitan di Lampung melibatkan sopir-sopir truk angkut barang. Berdasarkan penelitian polisi, sepucuk senpi rakitan dijual Rp 2,5-3,5 juta dengan dilengkapi 3-5 butir peluru.

"Seperti di Lampung, (senpi) dibuat kemudian dijual melalui sopir truk. Kita sudah tahu polanya, mereka jual ke sopir truk, ke sopir-sopir angkutan barang yang melintas di Lampung. Kita sudah lakukan penelitian, dijual Rp 2,5-3,5 juta, dikasih peluru 3-5 butir. Besi-besi tidak terpakai dirakit bisa jadi senjata," terang Setyo. (aud/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads