"Saya sekarang lagi mencoba cari solusi. Pak Erick (Ketua Inasgoc) bilang ini sudah disepakati Olympic Council of Asia (OCA), bukan Inascog sendiri, Inasgoc cuma organization committe. Jadi, berdasarkan itu, walau terasa mahal kita cari solusi, termasuk tiket 20% yang dibagi secara cuma-cuma kepada masyarakat. Mungkin mencari sponsor yang berikan diskon 50 persen," kata Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2018).
Upaya yang dilakukan Sandiaga tak terlepas dari kritikan yang menyebut harga tiket Asian Games mahal. Inasgoc sendiri tidak bisa berbuat banyak karena penentuan harga tiket tak hanya kewenangan Inasgoc.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarman mengatakan khusus untuk harga tiket juga disesuaikan dengan harga sebelumnya. Perhelatan Asian Games di Korea Selatan dan China jadi salah satu patokan OCA dan Inasgoc.
"Kita melihat, mengacu pada harga-harga Asian Games sebelumnya, baik itu yang terbaik dua kali terakhir ini adalah di Guangzhou (China) dan juga 2014 adalah di Incheon, Korea Selatan. Misalnya seperti Asian Games di Korea Selatan 2014 itu paling murah itu, Rp 1,2 juta dan itu dan VIP hampir Rp 8,4 juta," terang Sarman.
Sarman menuturkan Pemprov DKI memang bisa memanfaatkan 20% tiket khusus untuk pelajar. Selain itu, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang menjadi partner Inasgoc.
"Kami kan juga sudah mengalokasikan 20% nanti. Itu gratis untuk pelajar dan juga masyarakat, terutama pelajar. Kemudian juga paling penting adalah pada cabang-cabang olahraga tertentu kita juga sudah memberikan juga kuota khusus di luar yang 20%, itu juga untuk pelajar," papar Sarman.
"Kami pastikan bahwa beberapa partner kita seperti Bank Mandiri, BNI, BRI. Itu mereka membeli secara cooperate dan itu dijadikan menjadi hadiah-hadiah. Bahkan mereka kasih beli di kita full tapi mereka jual dengan harga 50 %," imbuhnya. (zak/dnu)