Ketiga sekolah tersebut adalah SDN Mindi I yang berjarak sekitar 1,5 Km dari titik semburan lumpur, SDN Pamotan I dan II di Dusun Beringin, Desa Pamotan.
"Memang benar ada tiga SD negeri di Kecaamatan Porong yang terdampak semburan lumpur pada tahun ajaran baru ini tidak banyak mendapatkan siswa didik," kata Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Porong Agus Purwadi kepada detikcom, Kamis (5/7/2018).
Ketiga SDN tersebut, lanjut Agus, pada tahun ajaran baru ini masing-masing hanya menerima tak sampai 10 siswa. Untuk menarik minat masyarakat sekitar, dia meminta kepala sekolah gencar melakukan sosialisasi.
"Kami sebelumnya sudah memerintahkan kepala sekolah masing-masing untuk melakukan sosialisasi ke sekolah TK-TK," ujarnya.
Agus berharap SDN I dan II Pamotan dimerger. Pasalnya, jarak antar kedua sekolah dasar tersebut hanya sekitar 400 meter.
"Karena kondisi sekolahan ada yang rusak. Kami sudah pernah mengajukan dana perbaikan, tapi hingga kini belum ada realisasi," ungkapnya.
Kepala SDN Mindi I Sayyidatul Uyun mengatakan, tahun ajaran baru ini hanya 3 siswa yang mendaftar ke sekolahnya. Padahal, sosialisasi sudah dia lakukan.
"Diduga karena di sekitar SDN Mindi I ini tidak ada penduduk, ini wilayah terdampak dari semburan lumpur," terangnya.
Sementara SDN Pamotan I hanya mempunyai 62 siswa kelas I-VI. Dari jumlah itu, 5 diantaranya siswa kelas I. Di SDN Pamotan II hanya punya 57 siswa. Siswa kelas I hanya 8 siswa. Sedangkan SDN Mindi I hanya punya 103 siswa. Kelas I dihuni hanya 3 siswa. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini