"Ya, itu salah satunya. Kalau kita sih lebih pada isu ganti presiden itu rada kencang di Jawa Barat. Kita juga terkena dampaknya, tapi tidak sebesar dampak yang nomor 4 (Deddy-Dedi) mungkin ya. Ini kita kan posisi kita kokoh kuat, tadi saya bilang paling posisi terakhir kurang-lebih 3-4 persen. Itu angka finalnya," kata Ridwan di kantor DPP PKB, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
Pria yang karib disapa Kang Emil itu menyebut dampak #2019GantiPresiden yang dirasakannya tidak sekencang yang dirasakan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Gara-gara isu itu, para pemilih menghubung-hubungkannya dengan pilpres, padahal menurut Emil tak seharusnya isu itu dipakai di pilkada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagaimana diketahui, aksi pamer kaus '2019 Ganti Presiden' dilakukan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) dalam debat Pilgub Jawa Barat, 14 Mei 2018. Salah satu inisiator gerakan #2019GantiPresiden itu sendiri adalah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. PKS bersama Gerindra dan PAN merupakan partai pengusung pasangan Asyik di Pilgub Jabar.
Pasangan Asyik pada Pilkada 27 Juni 2018 pun mendapat perolehan suara yang cukup melejit. Padahal sebelumnya, Sudrajat-Syaikhu memperoleh elektabilitas yang cukup rendah dalam berbagai survei di Pilgub Jabar. Posisinya di bawah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Baca juga: Kejutan Asyik Sudrajat-Syaikhu |
Hasil hitung cepat KPU Jabar, Sudrajat-Syaikhu dapat menempati posisi runner-up, di bawah Emil-Uu. Namun tim pasangan itu masih akan menunggu hasil hitung manual dan ketok palu KPU Jabar.
Terlepas dari keterangan Ridwan Kamil, pengaruh gerakan #2019GantiPresiden terhadap Pilgub Jabar sudah pernah diutarakan politikus Partai Gerindra Fadli Zon.
"Saya kira itu kan sudah menjadi suatu bukti, suatu kenyataan bahwa tagline #2019GantiPresiden itu mem-boosting, meningkatkan suara, dan memang masyarakat berharap ada pemimpin-pemimpin," ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/6).
Soal hubungan gema #2019GerakanGantiPresiden di Jabar dengan Pilpres 2019, lembaga Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pernah membahasnya. Dukungan terhadap Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengungguli Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Barat. Ini karena gerakan #2019GantiPresiden dinilai efektif di Jabar.
"Ya gerakan ganti presiden itu efektif karena di Jabar adalah basis. Kalau pilpres dilakukan pada saat yang lalu, Prabowo unggul dibanding Jokowi meski di wilayah lain Jokowi unggul, sehingga itu kampanye itu berpengaruh karena punya basis yang besar," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani di kantornya, Jalan Cisadane No 8, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/7).
![]() |
Dari kubu parpol pendukung Ridwan Kamil, Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menilai hasil Pilkada Serentak 2018 berhasil mematahkan gerakan #2019GantiPresiden. Dia merujuk hasil pilkada serentak di Pulau Jawa yang menjadi lumbung suara pemilu.
"Ini riil keinginan rakyat, terutama di Jawa sebagai lumbung pemilih. Rakyat tidak menginginkan pergantian presiden di 2019. Jadi kalau yang diusung kelompok tanda pagar itu banyak yang tidak menang. Bahkan di Jawa itu kalah semua," kata Arwani dalam diskusi Voxpol Center bertajuk 'Utak-atik Capres-Cawapres Pascapilkada Serentak 2018' di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Selasa (3/7/2018) kemarin. (ams/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini