"Jadi menurut saya, Jokowinomics itu memang belum berhasil. Kalau saya katakan gagal, masih ada 8 bulan lagi sampai pilpres, siapa tahu ada keajaiban, sukses," kata Amien dalam sambutannya di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke 'serangan' Amien Rais, yang juga mantan Ketum Muhammadiyah, dia juga menyebut adanya diskriminasi dalam demokrasi saat ini. Meski tak menyebutkan detail kasus yang dimaksud, Amien menilai ada diskriminasi di dunia hukum.
"Lihat apa yang tidak tebang pilih di negeri kita ini? Lihat hukum, yang kecil dikejar-kejar, yang gede mana mungkin," kata Amien.
Amien Pertanyakan Revolusi Mental
Jokowi mengusung jargon 'Revolusi Mental' dalam kampanyenya pada 2014. Amien Rais mempertanyakan realisasi visi tersebut.
"Nawacita jadi Nawasengsara, kemudian Revolusi Mental itu sampai ke mana? Yang direvolusi mental yang kayak apa?" kata Amien.
Nawacita merupakan sembilan program prioritas yang terdapat dalam visi dan misi Jokowi-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014. Kesembilan program itu kemudian terejawantah dalam kebijakan pemerintahan Jokowi-JK periode 2014-2019.
Kritik ini dilontarkan Amien Rais saat menggambarkan kondisi negara yang menurutnya tidak membaik. Dia menyebut pemimpin bangsa seakan-akan menyodorkan demokrasi, tapi kenyataannya diskriminatif.
"Bahkan dengan firmed saya mengatakan, KPK saja itu merupakan lembaga obstruction of justice. Yang puluhan triliun pasti lewat, tapi yang OTT seratus juta, dua ratus dikejar," ujar Amien.
Amien Nyatakan Enough is Enough
![]() |
Setelah melontarkan sederet 'serangan', Amien mengatakan 'cukup' untuk Jokowi. Tak hanya Muhammadiyah, kalangan Nahdlatul Ulama pun diajaknya.
"Jadi Muhammadiyah, nahdliyin, dan kita yang paham masalah itu harus mengatakan enough is enough," kata Amien Rais.
Amien mengatakan enough is enough sembari mengangkat kisah Nabi Yusuf. Ia mengajak tokoh yang bisa memberikan solusi untuk muncul.
"Saya kira is now or never, jadi saya kira yang merasa insyaallah bisa, berkumpullah, menyatukan kekuatan, kemudian satu lagi saya katakan yang saya hadapi ini bukan pak ini dan pak itu, di belakangnya ini, itu ada 'dajjal ekonomi', 'dajjal intelijen', itu yang menyebabkan kelihatannya gagah," pungkas Amien.
Meski melontarkan serangan ke Jokowi, Amien tampak tersenyum saat dipeluk Wapres JK. Momen singkat itu terjadi sebelum Amien berbicara. (bag/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini